Vivo klaim punya divisi R&D di mancanegara
Tim penelitian dan pengembangan Vivo tersebar di berbagai negara
Tim Riset dan Pengembangan (R&D) memang sangat penting karena bermanfaat untuk memastikan inovasi bermanfaat untuk para konsumen. Unytuk membawa manfaat tersebut, Vivo mengatakan pihaknya memiliki 7 tim R&D independen di berbagai negara, mulai dari Beijing, Shenzhen, Hanzou, Nanjing, Chang’an, San Diego, dan Silicon Valley.
Salah satu inovasi teranyar yang dihadirkan di tahun ini oleh tim R&D tersebut adalah In-Display Fingerprint Technology (pemindai sidik jari di bawah lawar) bersama yang dikembangkan bersama Synaptics. Teknologi tersebut juga membuat Vivo sebagai brand pertama yang menggunakan teknologi tersebut pada smartphone siap produksi.
Vivo mengklaim ada total 16.000 personil khusus pada divisi R&D dan dikatakan memiliki standar global. Mereka telah mengantungi sertifikasi International Quality System Authentication ISO9002, salah satu jaminan tertulis bahwa Vivo mengikuti panduan berstandar internasional ISO 9002 dalam operasinya.
Vivo di Indonesia
- Usung Performa Ekstrem, 3 Gawai Terbaru POCO Ini Siap Dobrak Standar Gaming Mobile di Indonesia
- Tecno Kenalkan Dua Konsep Baru Kamera Smartphone, Ini Keunggulannya
- POCO F8 Ultra Hadir dengan Subwoofer dari Bose, Jadi Ponsel dengan Bass Terkuat di Kelasnya
- Evolusi Teknologi Kamera Smartphone dari Tahun ke Tahun
Saat ini Vivo memang telah memiliki pusat produksi di Indonesia yang berlokasi di Cikupa, Banten. Produsen smartphone asal China tersebut juga mengatakan sedang melakukan ekspansi dan membangun pabrik kedua di Indonesia.
“Rencana ini terus kita pertimbangkan, karena Indonesia adalah salah satu pasar yang penting bagi Vivo. Saat ini kita mantapkan dulu basis produksi kita untuk bisa memenuhi permintaan dalam negeri. Oleh karena itu, Vivo sedang melakukan ekspansi pabrik kedua di Indonesia.”
Edy menambahkan, konsumen Indonesia juga memberikan kontribusi penting bagi pengembangan teknologi dan riset pasar Vivo. Sayangnya ia tidak menyebutkan apakah juga akan membangun pusat R&D di Indonesia.
“Konsumen Indonesia yang sangat beragam juga menjadi inspirasi, inovasi teknologi apa selanjutnya yang harus dihadirkan Vivo untuk pasar Asia Tenggara” kata Edy.








