Nomor WhatsApp penyebar hoaks tak bisa daftar ulang
WhatsApp akan menghapus akun penyebar hoaks. Setelah dihapus, pengguna tak bisa mendaftar WhatsApp dengan nomor yang sama.
WhatsApp mulai membatasi pesan terusan. Kini pengguna hanya bisa meneruskan spesan WhatsApp ke lima pengguna lainnya. Langkah ini dilakukan perusahaan guna mengantisipasi hoaks atau berita palsu yang tersebar.
Jelang Pemilihan Umum Presiden (Pilpres) 2019, WhatsApp juga melakukan identifikasi akun pengguna. Ratusan teknisi dikerahkan untuk memantau pola perilaku pengguna. Jika terindikasi kerap melakukan broadcast atau spamming, WhatsApp tak segan untuk menghapus akun terkait.
Sebagaimana diketahui, WhatsApp memasang fitur keamanan enkripsi end-to-end. Dengan begitu, isi pesan hanya bisa dilihat dan ditelusur oleh pengirim maupun penerima pesan. WhatsApp mengklaim, perusahaannya pun tak bisa melihat isi pesan.
Untuk mengidentifikasi akun pengguna, WhatsApp hanya melihat pola perilaku pengguna. Dalam kunjungannya ke Indonesia, VP Public Policy and Communication WhatsApp - Victoria Grand mengatakan, teknisinya hanya mengetahui nomor telepon yang digunakan pengguna untuk mendaftar WhatsApp.
Kendati demikian, lima pesan terakhir dari akun yang teridentifikasi menyebarkan hoaks, bisa dilihat oleh teknisi WhatsApp. Akun itu kemudian akan dihapus dari aplikasi. Artinya, pengguna dengan nomor tersebut tak bisa menggunakan nomor yang sama untuk mendaftar WhatsApp.
"Enggak. Udah dihapus, hilang nomornya, enggak bisa dipake WhatsApp lagi," kata Communication Lead Facebook Indonesia - Putri Dewanti di Jakarta.
Biasanya, WhatsApp melakukan proses identifikasi akun sedari 90 hari sebelum Pemilihan Umum (Pemilu) berlangsung. Hal ini juga berlaku di Indonesia, jelang Pilpres 2019.
Sebelumnya, WhatsApp telah melakukan identifikasi akun di Brasil. Hasilnya, 400.000 akun WhatsApp terdeteksi melakukan spamming. Oleh karenanya, akun tersebut dihapus.