sun
moon
Premium Partner :
  • partner tek.id realme
  • partner tek.id telkomsel
  • partner tek.id wd
  • partner tek.id acer
  • partner tek.id samsung
  • partner tek.id poco
Minggu, 24 Des 2023 06:48 WIB

Ini dia penjelasan tentang audio resolusi tinggi

Audio resolusi tinggi cenderung mengacu pada file musik yang memiliki frekuensi sampling dan/atau kedalaman bit lebih tinggi daripada CD.

Ini dia penjelasan tentang audio resolusi tinggi
Source: Ecoustics

Sejak beberapa tahun terakhir, audio resolusi tinggi (hi-res audio) akhirnya menjadi mainstream berkat banyaknya dukungan dari layanan streaming (seperti Apple Music, Tidal, dan Amazon Music) dan produk-produknya, dari ponsel hingga sebagian besar komponen hi-fi digital.

Di sisi lain, apa sebenarnya yang dimaksud dengan audio resolusi tinggi, apa arti semua format dan angka file yang berbeda, di mana kita dapat mengunduh atau streaming file berkualitas lebih tinggi ini, dan perangkat apa yang diperlukan untuk memutarnya? Berikut adalah penjabaran audio resolusi tinggi yang dilansir dari What Hifi.

Pengertian audio resolusi tinggi

Tidak seperti video high definition, tidak ada standar universal untuk audio resolusi tinggi. Pada tahun 2014, Digital Entertainment Group, Consumer Electronics Association, dan The Recording Academy, bersama dengan sejumlah label rekaman, secara resmi mendefinisikan audio resolusi tinggi sebagai “audio lossless yang mampu mereproduksi seluruh rangkaian suara dari rekaman yang telah menjalani mastering lebih baik dari musik berkualitas CD".

Dalam istilah yang paling sederhana, audio resolusi tinggi cenderung mengacu pada file musik yang memiliki frekuensi sampling dan/atau kedalaman bit lebih tinggi daripada CD, yang ditentukan pada 16-bit/44,1kHz.

Frekuensi sampling (atau sample rate) mengacu pada berapa kali sampel sinyal diambil per detik selama proses konversi analog ke digital. Semakin banyak bit yang ada, semakin akurat sinyal dapat diukur, sehingga beralih dari 16-bit ke 24-bit dapat menghasilkan perubahan kualitas yang nyata. File audio resolusi tinggi biasanya menggunakan frekuensi sampling 96 kHz atau 192 kHz pada 24 bit, tetapi kita juga dapat memiliki file 88,2 kHz dan 176,4 kHz.

Namun, audio resolusi tinggi memiliki kelemahan, yaitu ukuran file. File beresolusi tinggi biasanya berukuran puluhan MB, dan beberapa lagu dapat dengan cepat menghabiskan penyimpanan di perangkat atau menjadi rumit untuk streaming melalui Wi-Fi atau jaringan seluler. Ukuran file yang besar inilah yang menjadi alasan Bluetooth belum mampu menyampaikan audio resolusi tinggi tanpa kompresi.

Untungnya, storage kini jauh lebih murah dibandingkan sebelumnya, sehingga lebih mudah untuk mendapatkan perangkat berkapasitas lebih tinggi. Dan teknologi streaming seperti MQA (akan dijelaskan kemudian) telah menemukan cara untuk membuat pengemasan dan streaming audio resolusi tinggi menjadi lebih efisien.

Tidak berhenti di situ saja, lantaran ada juga beberapa format file audio resolusi tinggi yang dapat dipilih, yang semuanya memiliki persyaratan kompatibilitasnya sendiri.

Format tersebut termasuk format FLAC (Free Lossless Audio Codec) dan ALAC (Apple Lossless Audio Codec) yang populer, keduanya dikompresi tetapi sedemikian rupa sehingga, secara teori, tidak ada informasi yang hilang. Mereka 'lossless' dan bukan 'lossy'. Format lain termasuk format WAV dan AIFF yang tidak terkompresi, DSD (format yang digunakan untuk Super Audio CD), dan MQA (Master Quality Authenticated) yang lebih baru.

Kelebihan relatif dari masing-masing format dapat diperdebatkan, tetapi isu yang paling krusial adalah kompatibilitas file dengan produk dan perangkat lunak pilihan pengguna.

Penjelasan format audio yang umum digunakan

MP3 (bukan resolusi tinggi): Format kompresi lossy yang populer memastikan ukuran file kecil, namun jauh dari kualitas suara terbaik. Nyaman untuk menyimpan musik di ponsel dan pemutar musik digital, tetapi tidak mendukung resolusi tinggi.

AAC (bukan resolusi tinggi): Alternatif untuk MP3, lossy dan terkompresi tetapi terdengar lebih baik. Digunakan untuk pengunduhan iTunes, streaming Apple Music (pada 256 kbps) dan streaming YouTube.

WAV (resolusi tinggi): Format standar semua encoding CD. Kualitas suara bagus tetapi tidak terkompresi, artinya ukuran file besar (terutama untuk file resolusi tinggi). Ini memiliki dukungan metadata yang buruk (yaitu, sampul album, informasi artis dan judul lagu).

AIFF (resolusi tinggi): Alternatif Apple untuk WAV, dengan dukungan metadata yang lebih baik. Ini bersifat lossless dan tidak terkompresi (ukuran file sangat besar), tetapi tidak terlalu populer.

FLAC (resolusi tinggi): Format kompresi lossless ini mendukung sample rate resolusi tinggi, menghabiskan sekitar setengah ruang WAV, dan menyimpan metadata. Ini bebas royalti dan didukung secara luas (meskipun tidak bagi produk Apple) dan dianggap sebagai format pilihan untuk mengunduh dan menyimpan album resolusi tinggi.

ALAC (resolusi tinggi): Format kompresi lossless milik Apple juga menghasilkan resolusi tinggi, menyimpan metadata, dan menghabiskan separuh ruang WAV. Alternatif yang ramah iTunes dan iOS untuk FLAC.

DSD (resolusi tinggi): Format single-bit yang digunakan untuk Super Audio CD. Muncul dalam varian 2,8 MHz, 5,6 MHz, dan 11,2 MHz, tetapi tidak didukung secara luas seperti beberapa format di atas.

MQA (resolusi tinggi): Format kompresi lossless yang secara efisien mengemas file resolusi tinggi dengan lebih menekankan pada domain waktu. Digunakan untuk streaming resolusi tinggi Tidal Masters, dengan dukungan produk yang semakin tinggi dalam domain hi-fi digital.

Kelebihan audio resolusi tinggi

Manfaat utama file audio resolusi tinggi adalah kualitas suara yang lebih unggul dibandingkan format audio terkompresi seperti MP3 dan AAC. Unduhan dari situs seperti Amazon, serta layanan streaming Spotify, menggunakan format file terkompresi dengan bitrate yang relatif rendah. Misalnya, Spotify menggunakan streaming Ogg Vorbis 320 kbps.

Penggunaan kompresi lossy berarti data hilang dalam proses encoding, yang pada gilirannya berarti resolusi dikorbankan demi kenyamanan dan ukuran file yang lebih kecil. Hal ini berdampak pada kualitas suara – format tersebut tidak mereprentasikan detail instrumen dari lagu favorit kita.

Hal tersebut mungkin tidak terlalu menjadi masalah ketika kita mendengarkan playlist Spotify di ponsel di dalam bus pada perjalanan pagi hari atau skenario lainnya, tetapi penggemar musik atau audiophile pasti menginginkan yang lebih baik. Di sinilah peran audio resolusi tinggi.

Untuk mengilustrasikan mengapa audio tersebut terdengar lebih baik daripada MP3, misalnya, mari kita bandingkan bitrate relatifnya. MP3 kualitas tertinggi memiliki bitrate 320 kbps, sedangkan file 24-bit/192 kHz memiliki bitrate 9.216 kbps. CD Musik adalah 1.411 kbps.

Oleh karena itu, file resolusi tinggi 24-bit/96 kHz atau 24-bit/192 kHz seharusnya lebih meniru kualitas suara yang digunakan oleh musisi dan insinyur di studio. Dan bisa juga berupa file rekaman yang sama. File-file ini diberi label sebagai "Studio Masters" dalam beberapa kasus.

Dengan lebih banyak informasi mengenai file yang dapat diputar, audio resolusi tinggi cenderung memiliki detail dan tekstur yang lebih baik, sehingga membawa pendengar lebih dekat ke performa aslinya – asalkan sistem mereka cukup mumpuni.

Share
×
tekid
back to top