sun
moon
Premium Partner :
  • partner tek.id poco
  • partner tek.id realme
  • partner tek.id telkomsel
  • partner tek.id acer
  • partner tek.id samsung
Rabu, 07 Mar 2018 15:28 WIB

Di balik peluncuran Infinix Hot S3 yang sederhana

Peluncurannya memang sederhana, tapi Infinix punya produk dan strategi yang tidak kalah dengan pesaingnya

Di balik peluncuran Infinix Hot S3 yang sederhana
Infinix Hot S3 (TEK/DANU)

Infinix baru saja memperkenalkan smartphone baru yaitu Hot S3. Namun ada yang berbeda di acara peluncurannya kali ini. Infinix secara resmi memperkenalkan smartphone ini di kantor Lazada di Jakarta. Tidak seperti kebanyakan peluncuran smartphone lainnya, acara yang digelar oleh Infinix kali ini tergolong sederhana. Tidak ada artis, tidak ada panggung megah, atau lampu gemerlap. Meski demikian, saya masih tetap tertarik dengan apa yang dijelaskan oleh SEA Regional Head Infinix Mobile, Marcia Sun kali ini.

Produk menarik

Berbicara soal produk, Infinix Hot S3 bagi saya merupakan smartphone yang cukup menarik, setidaknya berdasarkan spesifikasi di atas kertas. Infinix Hot S3 menggunakan chipset Qualcomm Snapdragon 430 dengan dukungan RAM 3GB dan penyimpanan internal 32GB. Tentu saja ia sudah memiliki dukungan penggunaan microSD.

Yang paling menarik adalah Infinix Hot S3 dipromosikan sebagai smartphone selfie. Memang ia punya kamera depan dengan sensor Sony IMX378 beresolusi 20MP yang bisa menjadi nilai jual utama. Namun jika diperhatikan lebih lanjut, smartphone ini juga dibekali dengan baterai berdaya besar, tepatnya 4.000 mAh. Kenapa Infinix tidak mempromosikannya sebagai ponsel berbaterai besar?

Mengekor pasar

Infinix memang punya strategi pasar sendiri. Menurut Sun, pasar selfie merupakan pilihan yang tepat untuk dijadikan bahan promosi utama. Pasar smartphone selfie yang dipenuhi fitur kekinian memang sangat digandrungi oleh remaja dan mahasiswa yang merupakan target utama pengguna Infinix. Selain itu, Asia Tenggara memang merupakan salah satu pasar selfie terbesar dunia.

"Hingga saat ini ada lebih dari 300 juta foto selfie di Instagram," kata Sun saat membuka acara peluncuran Hot S3.

Kali ini infinix memang tidak menghadirkan inovasi baru. Semua teknologi yang diusung di Hot S3 sudah pernah ada di smartphone lainnya. Sebut saja pemindai sidik jari untuk membuka kunci smartphone, atau rasio layar 18:9 yang merupakan fitur kekinian di smartphone saat ini.

Tapi, Hot S3 masih punya satu nilai lebih. Banderol harganya ada di angka Rp1.899.000 yang menurut saya termasuk terjangkau. Pasalnya, selain sudah punya fingerprint, Hot S3 juga dilengkapi dengan baterai yang besar dan spesifikasi yang cukup mumpuni. Tentu saja sekali lagi, semua itu masih di atas kertas dan belum tentu terbukti bisa diandalkan.

Meski hanya mengekor dan menghadirkan fitur kekinian yang telah ada, strategi yang diusung Infinix terbukti berhasil. Sun mengklaim pihaknya telah berhasil menjual 2000 unit smartphone Hot S3 dalam kurun waktu kurang dari 5 menit melalui program flash sale di Lazada. Itu artinya, fitur dan spesifikasi yang ditawarkan Infinix kali ini berhasil menarik hati pengguna di Indonesia.

Berangkat dari kesuksesan tersebut, Infinix bakal menggelar flash sale gelombang kedua. Flash sale tersebut akan digelar tanggal 9 Maret besok dan masih bekerjasama dengan Lazada. Kali ini target penjualannya adalah 5 ribu unit habis dalam waktu sehari saja.

Perlahan bersaing

Dari data flash sale Hot S3 yang baru saja digelar tersebut, awal tahun ini memang merupakan masa yang baik bagi Infinix. Tahun lalu, merek smartphone asal China ini tidak terlalu berhasil. Namanya bahkan tenggelam oleh para pesaingnya. Hal tersebut juga diakui Sun yang mengatakan penjualan tahun 2017 silam kurang baik.

"Tahun lalu penjualan kami tidak terlalu bagus. Kami cuma bisa menjual sekitar 500 ribu unit smartphone," kata Sun.

Namun tahun ini Sun menargetkan bisa menjual sekitar 1 juta smartphone. Pihaknya juga punya senjata Andalan, salah satunya adalah produk premium baru yaitu Infinix Zero Series. Smartphone seri barunya dikonfirmasi akan memiliki layar mirip iPhone X dan bakal dibanderol dengan harga di bawah Rp4 juta.

Infinix juga bakal fokus ke penjualan online meski tetap akan memasarkan produknya melalui jaringan retail. Hal tersbeut dilakukan karena penjualan Infinix ternyata lebih laris melalui online ketimbang retail offline. Perbandingannya mencapai 60:40 untuk online.

"Penjualan online kita lebih bagus. Rasionya sekitar 60 persen untuk penjualan online," kata Sun.

Pekerjaan rumah Infinix agar bisa bersaing di pasar Indonesia memang masih banyak, meski mereka mulai bisa mendapatkan momentum untuk menunjukkan kemampuannya. Namun kembali lagi, konsumen Indonesia yang akan menentukan nasib Infinix di Indonesia. 

Share
×
tekid
back to top