Baidu buka chatbot AI generatif ERNIE ke publik
Baidu mengumumkan chatbot tersebut pada bulan Maret, menunjukkan kemampuan seperti merangkum novel fiksi ilmiah dan lainnya.
Baidu telah menjadikan ERNIE Bot, produk AI generatif dan model bahasa besarnya, tersedia secara umum melalui berbagai toko aplikasi dan situs webnya. Bersamaan dengan ERNIE (Enhanced Representation through Knowledge Integration), perusahaan tersebut berencana untuk merilis serangkaian aplikasi AI yang dikatakan akan memungkinkan orang “untuk sepenuhnya merasakan empat kemampuan inti AI generatif: pemahaman, pembangkitan, penalaran, dan memori.”
Membuka ERNIE Bot (yang berfokus pada pasar Tiongkok) kepada publik akan memungkinkan Baidu memperoleh lebih banyak masukan dari pengguna manusia, menurut CEO Robin Li. Perusahaan itu mencatat bahwa ini akan membantunya melakukan iterasi pada ERNIE Bot lebih cepat dan meningkatkan pengalaman pengguna.
Dilansir dari Engadget (1/9), Baidu mengumumkan chatbot tersebut pada bulan Maret, menunjukkan kemampuan seperti merangkum novel fiksi ilmiah dan menawarkan saran tentang bagaimana melanjutkan cerita di alam semesta yang diperluas. Itu dapat menghasilkan gambar dan video berdasarkan input teks juga.
Awal bulan ini, Baidu mengatakan hasil pelatihan ERNIE Bot telah meningkat tiga kali lipat sejak bulan Maret dan kini mampu melakukan analisis dan visualisasi data, memberikan hasil lebih cepat, dan menangani input gambar.
- Binus University Raih Rekor MURI Lewat 120 Inovasi Teknologi Mahasiswa di Techvolution 2025
- Teknologi Automatic Train Wash Plant (ATWP) Jadi Rahasia Gerbong Kereta Api Selalu Bersih
- BRIN Kembangkan SKV-Cache, Teknologi Baru untuk Percepat Kinerja AI pada Arsip Pemerintah
- Pertamina Lubricants dan ITS Luncurkan Dua Mobil Hemat Energi, Nogogeni X Evo dan Nogogeni VIII
Mulai tanggal 15 Agustus, perusahaan-perusahaan Tiongkok perlu mendapatkan persetujuan dari pihak berwenang sebelum mereka dapat merilis pengalaman AI generatif kepada publik, dan Baidu adalah salah satu perusahaan pertama yang mendapatkan lampu hijau.
Laporan tersebut menunjukkan bahwa para pejabat melihat AI sebagai “keharusan bisnis dan politik mengingat sifat transformatif dari teknologi tersebut.” Beijing dikatakan menginginkan adanya pagar pembatas untuk membatasi konten sambil tetap memungkinkan perusahaan Tiongkok bersaing dengan pesaing di luar negeri.









