Activision tepis isu peretasan yang terjadi di platform mereka
Pihak Activision mengatakan tak menemukan ada bukti peretasan server yang mengungkapkan ID dan password gamer Call of Duty mereka.
Beberapa waktu lalu beredar kabar bahwa para pemilik akun Activision menjadi korban peretasan. Sekitar 500 ribu akun pengguna dikabarkan telah bocor di internet, dimana ID dan password menjadi dua data yang berhasil dibobol.
Pada saat tim Tek.id menulis berita sebelumnya, pihak Activision masih belum memberikan tanggapan terkait dengan peretasan tersebut. Namun, beberapa waktu lalu, mereka akhirnya memberikan tanggapan terhadap isu tersebut.
If you think you may be at risk, please check out these helpful step-by-step tips to safeguard your account https://t.co/2XHHpcVS4i. pic.twitter.com/rTnCMaWBAX
— Activision Support (@ATVIAssist) September 22, 2020Baca Juga
- RRQx7SINS Siap Angkat Nama Indonesia di Delta Force Invitational Warfare 2025
- GOGOGO School Championship Buka Peluang Pelajar SMA Masuk Ekosistem Esport Nasional Lewat Game MLBB
- Ini Deretan Game Indie Baru di Akhir Tahun, Marvel Cosmic Invasion hingga Game Horor Routine
- EA Tidak Rilis Game F1 26 Tahun Depan, Fokus pada Ekspansi Besar F1 25 untuk Musim 2026
Dalam tanggapan mereka di atas, pihak Activision membantah adanya peretasan yang terjadi. Mereka mengatakan telah melakukan pengecekan dan tidak menemukan adanya masalah peretasan akun Call of Duty milik para gamer.
Meski demikian, pihak Activision tetap mengimbau para penggemar mereka untuk terus melindungi akun mereka, bukan hanya akun Activision mereka namun juga akun online mereka lainnya.
Selain itu, mereka juga mengatakan bahwa para pengguna disarankan untuk mengganti kata sandi mereka untuk melindungi akun mereka. Pengguna juga dapat melapor jika mereka tak bisa masuk ke akun milik mereka.
Seperti diketahui, peretasan akun ini terjadi kepada para pengguna akun Activision. Selain Call of Duty, dikabarkan beberapa akun gim Activision lain juga ikut diretas. Banyak pengguna yang mengaku tak bisa login ke akun mereka sendiri.
Beberapa orang menyebut peretasan ini terjadi menggunakan metode brute force. Hal ini dikarenakan sistem keamanan Activision masih belum menggunakan otentikasi ganda untuk mengamankan akun para pengguna layanan mereka.








