Riset : Stres Akibat Masalah Teknologi Meningkat, AI Dinilai Bisa Jadi Solusinya
Riset TeamViewer mengungkap pekerja makin stres akibat gangguan teknologi. AI dinilai mampu mengurangi digital friction dan meningkatkan produktivitas.
Ilustrasi pekerja menggunakan perangkat teknologi. dok. Freepik
Masalah teknologi sehari-hari ternyata semakin menjadi beban bagi pekerja. Riset terbaru dari TeamViewer menunjukkan tekanan yang muncul akibat “digital friction”, hambatan kerja yang disebabkan oleh perangkat, aplikasi, atau sistem yang tidak optimal, bisa berdampak langsung pada kepuasan kerja, produktivitas, hingga pendapatan perusahaan.
Dalam laporan bertajuk Impact of Digital Friction, hampir separuh (46%) bisnis di Inggris menyebut gangguan digital memperlambat pekerjaan mereka.
Bahkan, 55% di antaranya mengaku berbagai proyek penting ikut tertunda karena persoalan teknologi (IT).
Kondisi ini diprediksi akan memburuk, mengingat sekitar 30% pekerja Inggris meyakini digital friction akan meningkat pada tahun mendatang.
- TenEleven Gandeng Microsoft di Indonesia, Dorong Transformasi Digital Berbasis AI
- DMMX dan APKESMI Perkuat Digitalisasi Layanan Kesehatan Kabupaten Bekasi
- APJATEL Gandeng PT Pos Indonesia Optimalkan 2.900 Aset untuk Percepatan Transformasi Digital Nasional
- Nawa Data Solutions Tegaskan Komitmen Hadirkan Inovasi Digital untuk Perbankan dan Keuangan
Kerugian finansial akibat masalah IT tidak hanya terjadi di Inggris. Perusahaan di AS (50%) dan India (65%) juga paling sering melaporkan kehilangan pendapatan akibat inefisiensi digital, jauh di atas rata-rata global (42%).
Menariknya, Jerman justru berada di posisi lebih baik dengan tingkat kerugian yang lebih rendah (33%), menunjukkan efektivitas sistem teknologi mereka.
Di Inggris, hampir setengah perusahaan (47%) mengakui bahwa frustrasi teknologi berkontribusi pada tingginya turnover karyawan.
Sebanyak 31% bahkan telah menyaksikan rekan mereka keluar karena fasilitas teknologi yang buruk, dan 27% pekerja lainnya mengaku sempat mempertimbangkan hal yang sama.
“Temuan kami menunjukkan bahwa mengurangi digital friction dapat memberikan dampak besar bagi kinerja dan moral pekerja,” tulis Andrew Hewitt, Strategic Technology VP TeamViewer, dikutip dari TechRadar
AI Mulai Dilihat sebagai Jalan Keluar
Tekanan akibat masalah teknologi membuat semakin banyak pekerja terbuka terhadap penggunaan AI dalam tugas harian mereka.
Riset menunjukkan 52% pekerja kini nyaman jika AI menangani tugas IT rutin seperti pemecahan masalah dasar atau pengaturan ulang kata sandi.
“Ketika organisasi mengadopsi konektivitas berbasis AI dan sistem IT yang lebih cerdas, mereka dapat menghilangkan hambatan, memberikan kembali waktu berharga, dan menciptakan pengalaman kerja yang lebih lancar dan memuaskan,” imbuh Hewitt.
Selain menerapkan AI, laporan tersebut menyoroti pentingnya pelatihan pengguna dan onboarding yang lebih baik agar pekerja dapat memahami sistem yang mereka gunakan.
Pendekatan ini dinilai mampu memberikan rasa memiliki yang lebih kuat sekaligus mengurangi tekanan akibat teknologi yang rumit.
Melihat tingginya dampak digital friction terhadap kesejahteraan pekerja dan performa perusahaan, solusi berbasis AI diperkirakan akan semakin menjadi fokus perusahaan di tahun-tahun mendatang.









