×
Kanal
    • partner tek.id realme
    • partner tek.id samsung
    • partner tek.id acer
    • partner tek.id wd
    • partner tek.id wd
    • partner tek.id wd
    • partner tek.id wd

AS Kerahkan “Strike Force” untuk Hancurkan Sindikat Penipuan Kripto di Asia Tenggara

Oleh: Tek ID - Senin, 17 November 2025 12:15

AS bentuk Strike Force untuk memberantas scam kripto Asia Tenggara, sita Rp6,3 triliun aset digital dan bantu penangkapan pelaku di Bali.

AS Kerahkan “Strike Force” untuk Hancurkan Sindikat Penipuan

Pemerintah Amerika Serikat resmi membentuk satuan tugas khusus bernama “Strike Force” untuk membongkar pusat-pusat penipuan investasi dan kejahatan kripto yang beroperasi di Asia Tenggara. 

Langkah ini diambil setelah sindikat scam berbasis Myanmar, Kamboja, Laos, hingga Indonesia tercatat telah merampas miliaran dolar dari warga AS dalam lima tahun terakhir.

Strike Force ini tidak hanya akan melakukan penyelidikan dan penuntutan pidana, tetapi juga penyitaan aset, sanksi ekonomi, dan upaya pengembalian dana kepada korban. 

Operasi ini melibatkan sejumlah lembaga penting: Departemen Kehakiman, FBI, US Secret Service, hingga jaringan mitra internasional.

“Tugas FBI adalah menghentikan para penjahat ini, dan dengan bantuan mitra-mitra kami di seluruh dunia, kami akan melakukannya.” ujar Gregory Heeb, Deputy Assistant Director FBI Criminal Division.

Salah satu aksi pertama Strike Force adalah menyita situs web milik jaringan kriminal Tai Chang di Myanmar dan menargetkan terminal satelit yang menghubungkan pusat scam lintas negara.

“Jaringan kriminal yang beroperasi dari Myanmar mencuri miliaran dolar dari warga Amerika yang bekerja keras,” kata John Hurley dari Departemen Keuangan AS. 

Ia menegaskan jaringan ini juga terlibat perdagangan manusia dan ikut membiayai perang sipil di Myanmar.

Di Indonesia, tim investigasi telah membantu aparat menindak jaringan penipuan di Bali. Sebanyak 38 orang telah diproses secara hukum, menurut laporan resmi.

Strike Force juga mengumumkan berhasil menyita lebih dari US$401,6 juta (sekitar Rp6,3 triliun) dalam bentuk aset kripto, serta mengajukan tuntutan penyitaan tambahan senilai US$80 juta.

Salah satu kelompok yang disasar adalah Democratic Karen Benevolent Army (DKBA), kelompok bersenjata yang diduga mengamankan kompleks scam dan mengeksploitasi pekerja yang diperdagangkan.

Departemen Keuangan AS kini menetapkan DKBA sebagai entitas terlarang (specially designated nationals), memblokir aset mereka dan membatasi transaksi internasional.

Dalam pernyataan resminya, otoritas AS menyebut:
“Tentara DKBA terekam kamera memukul pekerja yang diborgol, disetrum, digantung dengan tangan mereka di dalam ruangan gelap, dan perlakuan brutal lainnya.”

Selain DKBA, pejabat AS juga menyebut kelompok kriminal transnasional asal Tiongkok sebagai aktor utama yang mengendalikan operasi scam lintas negara ini.

US Secret Service mencatat peningkatan tajam penipuan investasi kripto sejak 2019.

“Pada tahun fiskal 2025 saja, Layanan Rahasia AS telah menangani sekitar 3.000 korban” ujar Kyo Dolan, Assistant Director US Secret Service, sambil menegaskan sebagian korban kehilangan seluruh tabungan hidupnya.

Jaksa AS Pirro menegaskan Presiden Donald Trump ingin menjadikan Amerika Serikat sebagai pusat industri kripto dunia. Karena itu, perlindungan investor menjadi prioritas.

×
back to top