sun
moon
Premium Partner :
  • partner tek.id samsung
  • partner tek.id poco
  • partner tek.id realme
  • partner tek.id telkomsel
  • partner tek.id acer
Senin, 18 Mar 2019 17:55 WIB

Peneliti temukan virus aktif kembali dalam tubuh astronot

Peneliti temukan bahwa sejumlah virus aktif kembali usai astronot melakukan perjalanan ke luar angkasa.

Peneliti temukan virus aktif kembali dalam tubuh astronot
Source: NewAtlas

Penerbangan ke luar angkasa masih menyisakan banyak misteri hingga saat ini. Namun, satu hal yang menjadi perhatian para peneliti adalah faktor kesehatan para astronot yang sedang menjalankan misi. Apalagi baru-baru ini, para peneliti mendapati bahwa perjalanan ke antariksa dapat mengaktifkan kembali virus yang selama ini tertidur dalam tubuh manusia.

Dilansir dari NewAtlas (18/3), ada temuan dalam penelitian yang dilakukan NASA ketika mengambil sampel berupa cairan tubuh astronot pada masa sebelum, selama dan setelah menjalankan misi ke luar angkasa. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa virus Epstein-Barr (EBV), virus Varicella-zoster (VZV) dan herpes-simplex-1 (HSV-1) telah aktif kembali dalam tubuh para astronot.

Untuk diketahui, EBV merupakan virus penyebab penyakit berbahaya seperti Lupus, radang usus bahkan diabetes. Sementara VZV adalah virus yang bertanggung jawab terhadap penyebaran penyakit cacar air. Sedangkan HSV-1 merupakan virus penyebab penyakit herpes. Ketiga virus tersebut merupakan virus yang dapat menular. Aktifnya virus ini dapat meningkatkan penularan baik di bumi maupun di luar angkasa.

“Selama penerbangan luar angkasa terjadi peningkatan sekresi hormon stres seperti kortisol dan adrenalin, yang dikenal menekan sistem kekebalan tubuh. Kami menemukan bahwa sel-sel kekebalan astronot, yang biasanya menekan dan menghilangkan virus menjadi kurang efektif selama penerbangan luar angkasa dan kadang-kadang hingga 60 hari setelahnya.” ujar Satish K. Mehta dari johnson Space Center.

Jumlah virus tersebut ternyata semakin meningkat seiring dengan lamanya astronot melakukan misi di luar angkasa. Untuk itu, para peneliti berencana melakukan penelitian lebih lanjut untuk memahami kemungkinan memodifikasi sistem kekebalan tubuh manusia ketika berada di luar angkasa.

Untuk diketahui, penelitian serupa pernah dilakukan sebelumnya. Dari penelitian tersebut, para peneliti NASA menyimpulkan bahwa perjalanan ke luar angkasa dalam jangka panjang dapat mengakibatkan gangguan kesehatan. Antara lain kanker, degenerasi neurologis hingga kerusakan jaringan di saluran pencernaan. Penurunan kekebalan tubuh menambah panjang daftar gangguan kesehatan ketika melakukan perjalanan ke luar angkasa.

Share
×
tekid
back to top