Peringatan Sumpah Pemuda Jadi Momentum Jala Lintas Media dan Super Sistem Ultima Perkuat Kedaulatan Digital Nasional
Jala Lintas Media dan Super Sistem Ultima perkuat kedaulatan digital Indonesia lewat jaringan serat optik Batam–Singapura dan Batam–Manado.
Foto bersama tim Jala Lintas Media dan Super Sistem Ultima saat acara penandatangan MoU. dok. Jala Lintas Media
Bertepatan dengan peringatan Hari Sumpah Pemuda ke-97, PT Jala Lintas Media (JLM) dan PT Super Sistem Ultima (SSU) menandatangani dua kesepakatan infrastruktur strategis bernilai lebih dari 36 juta juta dolar AS.
Kedua proyek ini menandai langkah besar dalam memperkuat kedaulatan digital Indonesia, melalui pengamanan jalur serat optik bawah laut Batam–Singapura (SSBS) dan pembangunan tulang punggung data nasional Barat–Timur Indonesia (BTI-1).
Penandatanganan dilakukan oleh Direktur Utama PT Jala Lintas Media Victor Irianto dan Direktur Utama PT Super Sistem Ultima Kelvan Firman.
Kedua pihak menegaskan kesepakatan ini bukan sekadar ekspansi kapasitas jaringan, tetapi juga upaya strategis untuk memastikan arus data nasional lebih cepat, aman, dan terkendali, dari wilayah barat hingga timur Indonesia dan menuju titik pertukaran data internasional.
- ZTE dan Telkomsel Perluas Hyper 5G di Makassar, Percepat Transformasi Digital Indonesia Timur
- MyRepublic Gelar Rocket Week 2025, Dorong Kolaborasi dan Inovasi Digital di Indonesia
- Laporan Opensignal: Starlink Perluas Akses Internet di Pedesaan, Harga Masih Jadi Tantangan
- MyRepublic Perluas Jaringan ke 7 Kota Baru, Perkuat Pemerataan Akses Digital di Indonesia
SSBS
Melalui kontrak komersial pertama, JLM resmi mengamankan satu fiber pair penuh pada sistem Super Sistem Batam–Singapura (SSBS).
Jalur ini dirancang untuk memberikan latensi rendah dan kapasitas dedicated bagi operator telekomunikasi, pusat data, serta layanan berbasis AI dan cloud computing.
“Dengan mengambil satu fiber pair penuh di SSBS, JLM memiliki kontrol penuh atas kualitas dan skala kapasitas internasional kami,” ujar Victor Irianto, Direktur Utama PT Jala Lintas Media.
Ia menjelaskan, permintaan bandwidth kini meningkat secara eksponensial, terutama dari klien korporasi besar dan operator nasional. SSBS akan menjadi fondasi utama bagi layanan digital masa depan, dari pusat data hingga jaringan AI lintas negara.
Direktur Utama PT Super Sistem Ultima Kelvan Firman menegaskan SSBS dibangun untuk menghadirkan rute efisien, tangguh, dan latensi rendah.
“Dengan komitmen JLM, utilisasi komersial SSBS akan semakin cepat, dan operator Indonesia akan memiliki akses kapasitas yang mereka kendalikan sendiri, bukan sekadar menyewa jalur milik pihak lain,” ujarnya.
BTI-1
Kesepakatan kedua mencakup pengamanan satu fiber pair pada sistem kabel bawah laut BTI-1 (Barat–Timur Indonesia).
Rute utama jaringan ini membentang dari Batam–Jakarta–Manado, dengan titik cabang di Gresik, Makassar, dan Balikpapan. BTI-1 berfungsi sebagai backbone nasional yang menyatukan arus data dari Jawa, Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, hingga kawasan timur Indonesia.
“BTI-1 adalah backbone subsea domestik yang akan menentukan daya saing digital Indonesia,” ujar Victor.
Ia menekankan jalur ini dirancang untuk memenuhi kebutuhan pelanggan di sektor industri, energi, dan pemerintahan yang membutuhkan koneksi end-to-end nasional yang andal dan terlindungi.
Menurut Kelvan Firman, kerja sama ini mencerminkan perubahan kebutuhan industri telekomunikasi modern yang tak lagi sekadar “terhubung ke Singapura,” tetapi juga membangun konektivitas menyeluruh di dalam negeri.
“BTI-1 memastikan kapasitas besar tidak lagi terpusat hanya di Jawa, melainkan tersebar ke seluruh wilayah Indonesia,” ujarnya.
Kedua perjanjian ini juga mencakup integrasi jaringan subsea SSU dengan jaringan terestrial dan metro milik JLM, menciptakan layanan ujung-ke-ujung bagi pelanggan korporasi, operator, dan institusi pemerintahan. Kolaborasi ini menghadirkan akses langsung ke pusat data, kota industri, dan hub energi nasional.
“Ini bukan sekadar suplai kapasitas. Ini adalah penyelarasan peran. JLM kuat di sisi layanan dan distribusi pelanggan, sementara SSU kuat di infrastruktur subsea. Digabung, kita bicara tentang kedaulatan kapasitas Indonesia, baik ke luar negeri maupun antar-pulau,” pungkas Kelvan.









