Facebook akan memblokir iklan terkait Corona
Facebook masih berupaya memerangi penyebaran informasi palsu mengenai virus Corona dengan memblokir iklan apapun tentang wabah tersebut.
Source: Wikimedia
Semenjak menjadi isu kesehatan yang paling dikhawatirkan warga dunia, Corona menjadi tanggung jawab setiap platform jejaring sosial dalam memerangi penyebaran berita hoaksnya.
Di akhir Januari lalu, Facebook telah bekerjasama dengan tim monitoring fakta terkait virus Corona dalam rangka mengantisipasi informasi atau konten hoaks yang beredar.
Merasa usahanya belum cukup menangkal informasi palsu, kini perusahaan milik Mark Zuckerberg ini lebih memfokuskan diri pada iklan. Pasalnya, konten hoaks Corona kerap kali muncul melalui iklan. Facebook pun memperketat aturan pemasangan iklan dalam upaya mengurangi informasi sesat yang kerap kali menimbulkan rasa takut berlebihan kepada penggunanya.
Pemblokiran akan dilakukan ketika sebuah iklan menyebut Corona dan menjanjikan akan menyembuhkan atau mencegah virus tersebut, atau dengan sengaja menimbulkan rasa cemas.
- Meta Hadirkan Pusat Dukungan Terpadu untuk Facebook dan Instagram, Lengkap dengan Asisten AI Baru
- Meta Luncurkan Fitur yang Cegah Reels Dicuri dan Diunggah Ulang Tanpa Izin
- Meta Rilis Fitur AI Baru di Facebook, Bisa Edit dan Usulkan Unggahan dari Foto di Galeri
- Meta Tutup Aplikasi Messenger untuk Desktop Mulai 15 Desember
Dikutip dari Business Insider (26/02), juru bicara Facebook mengatakan, “Kami telah mengimplementasikan aturan untuk melarang iklan yang berkaitan dengan virus Corona dan menimbulkan kecemasan, seperti rumor asupan yang terbatas, menjanjikan pengobatan atau pencegahan. Kami juga memiliki kebijakan untuk Marketplace yang melakukan pelanggaran tersebut.”
Sementara itu, pengguna Facebook berbondong-bondong beralih ke jejaring sosial lainnya untuk membeli dan menjual kembali masker wajah secara massal. Hal ini tentunya menghambat paramedis dalam memerangi wabah ini.
Dilaporkan oleh Wired (25/02), pihak ketiga atau pelapak di Amazon menaikkan harga masker berkali-kali lipat dari harga normalnya. Sejauh ini, virus Corona atau COVID-19 telah merengut lebih dari 2.600 jiwa.








