Indonesia, negara ke-34 paling terancam risiko kejahatan siber

Oleh: Lely Maulida - Jumat, 08 Feb 2019 10:52 WIB

Pantauan Kaspersky Lab menggunakan Kaspersky Security Network (KSN) pada kuartal terakhir 2018 menunjukkan, 28% pengguna komputer di Indonesia terkena serangan berbasis web.

Serangan siber masih menjadi ancaman yang tak terelakkan di era digital. Bahkan, tahun 2018 dinilai sebagai tahun yang menantang bagi dunia siber, termasuk di Indonesia.

Pantauan Kaspersky Lab menggunakan Kaspersky Security Network (KSN) pada kuartal terakhir 2018 menunjukkan, 28% pengguna komputer di Indonesia terkena serangan berbasis web. Lebih dari setengahnya atau 53,7% menjadi sasaran ancaman lokal. Ancaman siber ini menjadikan Indonesia negara dengan risiko paling tinggi ke-34 di dunia. 

Serangan melalui browser disebut Kaspersky merupakan metode utama untuk menyebarkan program berbahaya ke pengguna yang tidak menaruh curiga. Pada periode Oktober - Desember 2018, Kaspersky Lab mendeteksi 10.943.947 ancaman cyber-borne Internet yang berbeda pada setiap komputer pengguna KSN di Indonesia (28%). Fakta ini akhirnya menempatkan Indonesia di peringkat ke-35 di seluruh dunia dalam hal bahaya yang timbul dari penjelajahan web.

Para penjahat siber melakukan berbagai metode untuk menembus sistem keamanan. Pertama, mereka memanfaatkan kerentanan di browser dan plugin. Dalam insiden ini, penjahat siber memanfaatkan bug dalam software browser atau plugin populer, untuk menginfeksi pengguna yang mengunjungi situs web yang disusupi. 

Infeksi terjadi tanpa intervensi dari pengguna dan tanpa sepengetahuan mereka. Banyak yang menggunakan pendekatan ini untuk menargetkan serangan pada korban. Dalam beberapa kasus mereka juga menggunakan malware tanpa file, yang sulit dideteksi dan dihapus.