Terungkap, alasan pendiri WhatsApp mundur dari Facebook
Belum lama ini, pendiri WhatsApp Jan Koum meninggalkan perusahaan, menyusul Brian Acton yang lebih dulu hengkang dari Facebook.
(Foto: Wired)
Belum lama ini, pendiri WhatsApp Jan Koum meninggalkan perusahaan. Kala itu, Facebook yang kini menaungi WhatsApp sedang menghadapi banyak kritikan akibat skandal pencurian data oleh Cambridge Analytica yang terungkap ke publik.
Skandal tersebut juga mengundang komentar dari pendiri WhatsApp lainnya, yaitu Brian Acton. Maret lalu, Acton mengatakan melalui akun Twitter-nya bahwa "sudah saatnya menghapus Facebook". Kini, laporan baru dari The Wall Street Journal mengungkap lebih banyak terkait mengapa Koum dan Acton meninggalkan Facebook.
Menurut laporan itu, berbagai hal berakhir buruk antara Acton dan Koum serta CEO Facebook Mark Zuckerberg dan COO-nya Sheryl Sandberg. Masalah terakhir antara mereka, yaitu tekanan atas model bisnis baru dari aplikasi perpesanan yang ditolak pendiri WhatsApp. Kedua pendiri aplikasi populer itu bahkan telah menyerahkan saham senilai total USD1.3 miliar usai hengkang dari peruaahaan.
Laporan itu juga menyebutkan Koum dan Acton terus menerus silang pendapat dalam beberapa tahun terakhir dengan Zuckerberg dan Sandberg. Menurut sumber dalam laporan itu, lingkungan kerja mereka pun sangat pasif-agresif. Pun hal tersebut terjadi antara karyawan WhatsApp dan Facebook yang pada akhirnya kurang akur.
- WhatsApp Rilis Fitur “About”: Cara Baru Berbagi Kabar Sehari-hari
- WhatsApp Resmi Hadir di Apple Watch, Bisa Kirim Pesan Suara dan Baca Chat Tanpa Sentuh iPhone
- Mulai Januari 2026, ChatGPT Tak Lagi Bisa Digunakan di WhatsApp
- WhatsApp Uji Coba Batas Bulanan Pesan Tanpa Balasan Untuk Hindari Spam dan Penipuan
Zuckerberg dan Sandberg pun meminta pendiri WhatsApp untuk memandang iklan sebagai modal pendapatan. Padahal, ketika Koum dan Acton meluncurkan WhatsApp, idenya adalah terlepas dari iklan.
Dalam laporan itu juga ditunjukkan bahwa Facebook tengah menjajaki ide untuk menambahkan iklan pada fitur WhatsApp Status yang digunakan oleh lebih dari 450 juta pengguna setiap harinya. Ini tampak jelas bahwa Koum dan Acton tak bisa menghindarkan WhatsApp dari iklan sebagaimana diinginkan petinggi Facebook.
Ketika Koum mengumumkan pengunduran dirinya, Washington Post menyebut bahwa hal itu karena pertentangan kebijakan privasi dan kemungkinan melemahnya enkripsi WhatsApp. Dalam posting-annya, Koum menyatakan dirinya akan menjamah hal-hal di luar teknologi.
Lebih lanjut, Koum dan Acton dilaporkan menentang Facebook yang membangun profil pengguna menggunakan data aplikasi yang kemudian dimanfaatkan di Facebook dan platform-nya untuk penargetan iklan. Sayangnya, baik Koum maupun Acton tak mengungkap alasan di balik keputusan hengkang dari perusahaan yang mereka dirikan.
WhatsApp sendiri kini berada di bawah eksekutif senior Facebook - Chris Daniel. Tak ada CEO terpisah seperti sebelumnya ketika perombakan eksekutif Facebook diumumkan. Demikian dilansir Indian Express.









