×
Kanal
    • partner tek.id realme
    • partner tek.id samsung
    • partner tek.id acer
    • partner tek.id wd
    • partner tek.id wd
    • partner tek.id wd
    • partner tek.id wd

Starlink tutup pendaftaran pengguna baru di Indonesia, kapasitas jaringan sudah habis

Oleh: Erlan - Senin, 14 Juli 2025 14:04

Starlink, layanan internet satelit milik SpaceX Elon Musk, secara resmi menghentikan penerimaan pelanggan baru di Indonesia.

Starlink tutup pendaftaran pengguna baru di Indonesia Ilustrasi Starlink

Starlink, layanan internet satelit milik SpaceX Elon Musk, secara resmi menghentikan penerimaan pelanggan baru di Indonesia setelah kapasitas jaringan mereka telah mencapai batas maksimum. Pengumuman ini disampaikan melalui blog resmi Starlink pada Minggu, 13 Juli 2025, dengan alasan utama bahwa "kapasitas telah habis terjual di seluruh Indonesia".

Keputusan ini tidak hanya membatasi pendaftaran pengguna baru, tetapi juga menghentikan aktivasi kit baru untuk pelanggan yang membeli melalui retail atau penjual pihak ketiga. Starlink menegaskan bahwa layanan untuk pelanggan yang sudah ada tidak akan terpengaruh dan tetap berjalan normal.

Meskipun demikian, calon pengguna masih dapat mendaftar dalam daftar tunggu melalui situs resmi Starlink Indonesia di https://www.starlink.com/id/residential dengan membayar deposit. Mereka akan menerima notifikasi ketika kapasitas sudah tersedia kembali, meskipun Starlink belum memberikan estimasi waktu yang pasti.

Starlink pertama kali beroperasi secara komersial di Indonesia pada Mei 2024, ditandai dengan peluncuran resmi di Denpasar, Bali yang dihadiri langsung oleh Elon Musk. Sebelumnya, layanan ini telah hadir sejak Juni 2022 namun hanya untuk keperluan bisnis melalui kerja sama dengan PT Telkom Satelit Indonesia (Telkomsat).

Kehadiran Starlink di Indonesia mendapat sambutan positif, terutama dari daerah terpencil yang sangat membutuhkan akses internet. Layanan ini diharapkan menjadi solusi untuk pemerataan akses internet di wilayah 3T (Tertinggal, Terdepan, dan Terluar) yang sulit dijangkau infrastruktur internet tradisional.

Starlink menggunakan teknologi satelit orbit rendah Bumi (Low Earth Orbit/LEO) yang ditempatkan sekitar 550 km dari permukaan bumi. Teknologi ini memungkinkan latensi rendah antara 20-35 ms dan kecepatan internet hingga 200 Mbps untuk download serta 20 Mbps untuk upload. Keunggulan utama Starlink adalah kemampuannya menjangkau daerah terpencil yang tidak terjangkau kabel fiber optik.

Penghentian sementara ini menunjukkan tingginya minat masyarakat Indonesia terhadap internet satelit. Berdasarkan data global, Starlink telah menghubungkan 4 juta pengguna di 100 negara pada September 2024. Untuk mengatasi masalah kapasitas, SpaceX sedang mencari pendanaan hingga Rp6,5 triliun untuk menambah satelit.

Starlink menyatakan bahwa mereka sedang bekerja sama dengan pihak lokal untuk memperluas kapasitas dan kembali melayani pengguna baru secepat mungkin. Namun, tidak ada timeline pasti kapan layanan akan kembali tersedia untuk pelanggan baru.

Keputusan ini menunjukkan bahwa Starlink telah berhasil menciptakan disruption yang signifikan dalam industri ISP Indonesia. Dengan harga paket residensial Rp750.000 per bulan dan biaya perangkat keras yang telah diturunkan dari Rp7,8 juta menjadi Rp4,68 juta, Starlink berhasil menarik perhatian konsumen.

Penghentian layanan ini juga mengindikasikan bahwa pasar Indonesia memiliki potensi besar untuk layanan internet satelit, terutama mengingat masih banyak daerah yang belum terjangkau internet berkualitas. Hal ini dapat menjadi peluang bagi kompetitor lain seperti Amazon Kuiper atau OneWeb untuk memasuki pasar Indonesia.

Tag

Tagar Terkait

×
back to top