Panasonic terbuka untuk tingkatkan investasi Gigafactory 1
Raksasa elektronik asal Jepang tersebut adalah satu-satunya pemasok sel baterai untuk kendaraan listrik Tesla.
Dengan produksi mobil listrik Model 3 milik Tesla yang terus meningkat, Gigafactory 1 Nevada, tempat di mana Tesla dan Panasonic memproduksi baterai untuk kendaraan listrik tersebut, akan perlu mengikuti produksi komponen kendaraan yang semakin kritis.
Source: Electrek
Panasonic mengatakan mereka terbuka untuk meningkatkan investasi yang sudah besar di Tesla Gigafactory 1 untuk mendukung pertumbuhan. Proyek yang dimulai pada tahun 2013 tersebut telah tumbuh menjadi pabrik baterai terbesar di dunia dengan kapasitas produksi tahunan lebih dari 20 GWh.
Tetapi, mereka perlu lebih dari dua kali lipat pada tahun depan untuk mendukung ambisi Tesla. Tesla menghabiskan USD173.3 juta (Rp2,5 triliun) untuk konstruksi Gigafactory 1 selama kuartal pertama tahun ini.
Total investasi pada pabrik antara Tesla dan mitranya telah melampaui USD4 miliar (Rp57 triliun) dan Panasonic berkontribusi lebih dari USD1 miliar (Rp14 triliun) untuk pendanaan pabrik. Bersumber dari Reuters, Panasonic mengatakan bahwa mereka akan mempertimbangkan investasi lebih banyak jika Tesla ingin meningkatkan kapasitas.
“Tentu saja kami akan mempertimbangkan investasi tambahan jika kami diminta untuk melakukannya,” kata Chief of Panasonic Automotive Business, Yoshio Ito.
Raksasa elektronik asal Jepang tersebut adalah satu-satunya pemasok sel baterai untuk kendaraan listrik Tesla. Perusahan ini memproduksi sel litium-ion 18650 kustom di Jepang untuk Tesla Model S dan Model X. Sel Model 3 adalah lithium ion 2170 kustom yang dikembangkan bersama Tesla dan diproduksi oleh Panasonic di Gigafactory 1. Demikian dilansir Electrek (2/7).
