Langkanya chip pengaruhi stok Xiaomi Mi 11
Ini terjadi setelah Qualcomm dikatakan menghadapi masalah, yang pada gilirannya memengaruhi perusahaan seperti Xiaomi dan Realme.
Beberapa waktu lalu Xiaomi resmi meluncurkan ponsel flagship mereka lewat model Mi 11. Ponsel ini merupakan yang pertama di dunia yang ditenagai oleh prosesor Qualcomm Snapdragon 888 terbaru. Ponsel ini langsung menjadi primadona dan otomatis mendapatkan banyak permintaan.
Ponsel yang dijual melalui flash sale di Tiongkok tersebut terjual sangat cepat hampir di seluruh toko. Karena permintaan tinggi dan pasokan rendah, Mi 11 juga dijual dengan harga premium.
Jika laporan terbaru dapat dipercaya, maka masalah stok rendah untuk Xiaomi Mi 11 tidak akan teratasi dalam waktu dekat. Diberitakan bahwa perusahaan asal Tiongkok tersebut sedang menghadapi masalah produksi karena kekurangan chip global.
Dilansir dari Gizmochina (5/3), dengan meningkatnya permintaan elektronik konsumen sejak tahun lalu karena pandemi Covid-19, produsen tidak dapat memenuhi permintaan chipset tersebut. Ini terjadi setelah Qualcomm dikatakan menghadapi masalah, yang pada gilirannya memengaruhi perusahaan seperti Xiaomi dan Realme. Namun, beberapa ahli percaya bahwa masalah kekurangan chip untuk vendor ponsel tidak terlalu parah dan tidak akan memengaruhi banyak perusahaan.
- POCO Resmi Luncurkan Tablet Pad M1 dan Pad X1, Performa Ekstrem untuk Gaming dan Produktivitas
- Meta Luncurkan Oakley Meta Vanguard, Kacamata Pintar untuk Atlet dengan Fitur AI
- TECNO SPARK 40 Pro Series resmi meluncur, harga terjangkau fitur gak main-main
- nubia After Hours Talk: Inovasi dan Masa Depan Gaming Indonesia
Industri yang terpukul parah karena kekurangan chipset adalah mobil. Banyak produsen mobil terpaksa menutup beberapa fasilitas produksinya karena mengalami kekurangan chip ini dan sepertinya perlu waktu untuk kembali ke keadaan normal.
Beberapa pabrik produksi harus mengurangi aktivitasnya atau bahkan ditutup sama sekali karena kekurangan yang belum pernah terjadi sebelumnya, termasuk General Motors dan Honda Motor. Sebab, hubungan politik tidak hilang dalam situasi yang mungkin diperburuk oleh penurunan hubungan AS-Tiongkok.









