Produsen chip hadapi krisis komponen
Kekhawatiran global mengenai kekurangan chip ditunjukkan dalam laporan pendapatan kuartal baru-baru ini oleh beberapa perusahaan termasuk TSMC dan SK Hynix.
Source: Pixabay via Pexels
Para pabrikan chip di Asia bergerak untuk meningkatkan kapasitas produksinya agar mendapatkan keuntungan dari kekurangan chip global yang sedang mempengaruhi produsen kendaraan dan pabrikan elektronik. Namun, ini diperlukan beberapa waktu sebelum peluasan tersebut benar-benar hadir. Mereka memperingatkan bahwa kekurangan pasokan mungkin membutuhkan waktu berbulan-bulan untuk diatasi.
Beberapa pabrik produksi harus mengurangi aktivitasnya atau bahkan ditutup sama sekali karena kekurangan yang belum pernah terjadi sebelumnya, termasuk General Motors dan Honda Motor. Hubungan politik tidak hilang dalam situasi yang mungkin diperburuk oleh penurunan hubungan AS-Tiongkok.
Permintaan global untuk mobil secara bertahap meningkat meskipun terjadi krisis ekonomi yang disebabkan oleh virus Covid-19. Selain itu, permintaan laptop dan ponsel di daerah yang masih melawan pandemi juga terus meningkat.
Kekhawatiran global mengenai kekurangan chip ditunjukkan dalam laporan pendapatan kuartal baru-baru ini oleh beberapa perusahaan termasuk Taiwan Semiconductor Manufacturing Co Ltd (TSMC) dan SK Hynix Korea Selatan, menekan perlunya memperluas kapasitas untuk menjembatani kesenjangan permintaan meskipun pengaruhnya tidak akan terjadi setidaknya hingga beberapa bulan.
- POCO Resmi Luncurkan Tablet Pad M1 dan Pad X1, Performa Ekstrem untuk Gaming dan Produktivitas
- Meta Luncurkan Oakley Meta Vanguard, Kacamata Pintar untuk Atlet dengan Fitur AI
- TECNO SPARK 40 Pro Series resmi meluncur, harga terjangkau fitur gak main-main
- nubia After Hours Talk: Inovasi dan Masa Depan Gaming Indonesia
United Microelectronics Corp (UMC), pabrikan chip Taiwan lainnya, berharap menghabiskan USD1,5 miliar (Rp21 triliun) untuk investasi modal tahun ini, di atas investasinya pada 2020. Pabrikan chip lainnya, SK Hynix, yang merupakan pembuat chip nomor 2 di dunia, mengatakan memiliki rencana untuk merelokasi pabrik produksinya ke Tiongkok sebagai langkah pemotongan biaya. Perusahaan ini bergerak maju dari rencana awal untuk menyelesaikan relokasi dengan cepat menjelang periode dua tahun yang direncanakan semula.
Dilansir dari Gizmochina (9/2), kombinasi kekurangan pasokan dan lonjakan permintaan telah berkontribusi pada naiknya harga chip. UMC memproyeksikan ada kenaikan harga sebesar 4 % hingga 6% tahun ini karena kendalam pasokan yang kemungkinan akan berlangsung hingga kuartal 4 tahun 2021.








