sun
moon
Premium Partner :
  • partner tek.id realme
  • partner tek.id wd
  • partner tek.id wd
  • partner tek.id wd
  • partner tek.id wd
  • partner tek.id acer
  • partner tek.id samsung
Jumat, 18 Okt 2019 14:07 WIB

CTI Group dorong investasi infrastruktur digital di Indonesia

Untuk menggenjot investasi infrastruktur di Indonesia diperlukan dukungan khususnya pemerintah daerah, ketersediaan listrik dan perlunya equal level playing field di antara pebisnis, baik dari dalam maupun luar negeri.

CTI Group dorong investasi infrastruktur digital di Indonesia

Computrade Technology International (CTI Group), penyedia solusi infrastruktur teknologi informasi (TI), Kamis lalu (17/10) menyelenggarakan acara diskusi Golden Circle Club Meeting yang dihadiri puluhan eksekutif di bidang TI. Acara ini terselenggara guna membahas bagaimana caranya mendorong investasi infrastruktur demi memaksimalkan perkembangan bisnis digital di tanah air.

Golden Circle Club Meeting (GCC) merupakan forum diskusi tahunan yang diselenggarakan CTI Group bagi para mitra bisnisnya yaitu System Integrator dan Independent Software Vendor, untuk berbagi pengetahuan dan membahas topik dan tren terkini di bidang ekonomi dan bisnis. Acara ini sendiri telah berjalan selama 15 tahun dan telah menjadi komunitas yang solid.

Tahun ini, GCC mengadakan panel diskusi yang membahas tentang “Driving Infrastructure Investments to Support Digital Business". Pakar IT pun hadir sebagai panelis seperti, Fuad Lalean, Resources Industry Managing Director dari Accenture Indonesia, Leon Chen, Country Manager Alibaba Cloud Indonesia, Heru Sutadi, Executive Director dari Indonesia ICT Institute serta Ellyza Hasan.

Berdasarkan hasil studi dari Accenture Technology Vision 2019, kondisi bisnis saat ini berada pada titik balik. Setiap bisnis telah merangkul pentingnya transformasi digital, dan peluang berikutnya adalah mengambil keuntungan dari pasar. Ini berarti perusahaan harus benar-benar gesit mengidentifikasi dan memberikan apa yang diinginkan pelanggan secara instan.

Ini merupakan babak selanjutnya dari era transformasi digital, dimana teknologi sudah bukan lagi sebagai aspek pelengkap melainkan telah menjadi fondasi sebuah bisnis. Tentunya, merealisasi peluang ini harus didukung oleh infrastruktur yang memadai, baik secara internal maupun eksternal.

Melihat perjalanan infrastruktur IT di Indonesia yang masih panjang, pelaku bisnis di tanah air sendiri tampaknya belum bisa memasuki fase baru tersebut. Misalnya, proyek backbone Palapa Ring yang telah rampung sejak Agustus 2019 hanya bisa menjangkau 514 kota/kabupaten di Indonesia. Di luar kawasan tersebut, melansir Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informatika (BAKTI) masih banyak wilayah pelosok yang belum tersentuh internet yang dihuni oleh kurang lebih 20 juta jiwa warga.

Selain itu, mengutip publikasi The Global Competitiveness Report edisi 2019 dari World Economic Forum, indeks daya saing Indonesia tahun ini justru melorot hingga lima peringkat jika dibandingkan posisi pada tahun 2018. Ada beberapa sub-indikator yang perlu menjadi sorotan yaitu kualitas infrastruktur dan adopsi teknologi informasi dan komunikasi Indonesia saat ini masih berada di peringkat 72 dari 141 negara. Ini menunjukkan kesiapan infrastruktur di tanah air yang belum maksimal.

Inilah mengapa penting untuk memahami tantangan yang perlu dihadapi dalam investasi infrastruktur digital, mulai dari kurangnya sumber daya manusia yang memadai, ketersediaan akses internet yang mumpuni, regulasi yang belum optimal, sampai ancaman keamanan digital.

"Infrastruktur digital Indonesia masih perlu ditingkatkan, sehingga investasi baik dari dalam maupun dari
luar masih diperlukan. Namun begitu, perlu dukungan dan keamanan investasi, khususnya dalam jangka
panjang karena infrastruktur merupakan investasi padat modal dan pengembalian investasi butuh waktu
lama. Tantangan investasi infrastruktur di Indonesia adalah masih membutuhkan dukungan khususnya
pemerintah daerah, ketersediaan listrik dan perlunya equal level playing field antarpebisnis, baik dari
dalam maupun luar negeri” Kata Heru Sutadi, Eksekutif Direktur Indonesia ICT Institute.

Selain peran pemerintah, peran pelaku bisnis juga tidak kalah pentingnya. Membangun infrastruktur
fisik dan sumber daya manusia (SDM) dalam perusahaan merupakan strategi digital untuk bisa
memaksimalkan transformasi digital. Menurut Fuad Lalean, Managing Director dari Accenture
Indonesia, ada 3 strategi yang perlu diperhatikan oleh pelaku bisnis.

“Pertama yaitu pengalaman pengguna digital yang lebih baik (digital customer), kedua membangun
kapabilitas internal organisasi (digital enterprise), dan terakhir adalah penerapan digital pada kegiatan
operasional (digital operations). Contohnya, dengan memanfaatkan infrastruktur cloud yang dilengkapi
infrastruktur fisik dan regulasi,” ujar Fuad.

Share
×
tekid
back to top