AS batasi ekspor chip AI H20 Nvidia ke Tiongkok
Nvidia mengonfirmasi bahwa pemerintah Amerika Serikat (AS) telah memberlakukan pembatasan ekspor terhadap chip AI H20.

Nvidia mengonfirmasi bahwa pemerintah Amerika Serikat (AS) telah memberlakukan pembatasan ekspor terhadap chip AI H20, produk terbarunya yang dirancang khusus untuk pasar Tiongkok. Dilansir dari Engadget, langkah ini merupakan perluasan dari regulasi ekspor teknologi tinggi AS yang bertujuan membatasi akses Tiongkok terhadap komponen canggih, terutama di bidang kecerdasan buatan (AI) dan komputasi performa tinggi.
Chip H20 adalah varian dari seri GPU Nvidia yang dikembangkan untuk mematuhi aturan ekspor AS sebelumnya, setelah pelarangan penjualan chip A100 dan H100 ke Tiongkok pada 2023. Namun, AS kini menilai H20 tetap memiliki kemampuan komputasi yang berpotensi digunakan untuk pengembangan militer atau AI generatif, sehingga masuk dalam daftar pembatasan baru. Keputusan ini mencerminkan kekhawatiran AS akan pemanfaatan teknologi tersebut oleh Tiongkok untuk tujuan yang dianggap mengancam keamanan nasional.
Pembatasan ini menjadi pukulan bagi Nvidia, mengingat sekitar 20% pendapatannya berasal dari pasar Tiongkok. Sejak 2023, perusahaan telah kehilangan ratusan juta dolar akibat larangan ekspor sebelumnya. Chip H20 sendiri dirilis sebagai solusi "khusus Tiongkok" untuk mempertahankan pangsa pasar, tetapi kini strategi tersebut terhambat. Analis memprediksi, langkah AS ini bisa memperburuk persaingan teknologi AS-Tiongkok dan memicu respons balik dari Beijing.
Nvidia menyatakan sedang berkoordinasi dengan pemerintah AS untuk mematuhi regulasi terbaru. Dalam pernyataannya, perusahaan menekankan komitmennya untuk memenuhi semua persyaratan hukum tanpa melanggar kebijakan ekspor. Namun, pembatasan ini berpotensi mendorong Tiongkok untuk mempercepat pengembangan chip domestik, seperti seri Ascend milik Huawei, yang semakin kompetitif di pasar global.
Kebijakan AS ini merupakan bagian dari upaya memperketat kontrol atas ekspor teknologi sensitif, terutama di tengah persaingan sengit dalam pengembangan AI dan superkomputer. Negara-negara seperti Jepang dan Belanda juga diyakini akan mengikuti langkah serupa, memperluas isolasi Tiongkok dari rantai pasok chip canggih.
Dengan semakin ketatnya regulasi, perusahaan teknologi global dipaksa untuk memilih antara mematuhi aturan AS atau kehilangan akses ke pasar terbesar kedua dunia. Sementara itu, inovasi lokal Tiongkok dalam chip AI mungkin menjadi kunci untuk mengurangi ketergantungan pada teknologi Barat.