Harga SSD Diprediksi Naik Tajam, Imbas Lonjakan Permintaan AI Global
Harga SSD diprediksi naik hingga 30% akibat lonjakan permintaan AI dan data center global. Western Digital, SanDisk, hingga Micron siapkan kenaikan.
Ilustrasi SSD. dok. freepik.com
Pasar perangkat penyimpanan data berbasis NAND, termasuk solid-state drive (SSD) konsumen, diperkirakan akan mengalami lonjakan harga signifikan dalam beberapa pekan mendatang.
Penyebabnya, para pemasok besar seperti Western Digital, SanDisk, dan Micron dikabarkan menaikkan harga hingga 30% untuk memenuhi permintaan masif dari sektor kecerdasan buatan (AI).
Dikutip dari Wccftech, permintaan penyimpanan enterprise melonjak seiring ekspansi kapasitas pusat data (data center) global.
Kondisi ini membuat pasokan NAND semakin ketat. Bahkan, sejumlah pemasok besar dilaporkan menghentikan pemberian penawaran harga kepada pelanggan, menandakan potensi kenaikan harga yang lebih luas, tidak hanya terbatas pada penyimpanan enterprise.
- Kingston Luncurkan Dual Portable SSD, Solusi Penyimpanan Praktis untuk Pengguna Multi-Perangkat
- Cisco Rilis Unified Edge, Platform Baru untuk Menjalankan Agentic AI Langsung di Lokasi Data
- Kingston Rilis SSD 8TB Super Cepat, Cocok untuk Gamer dan Kreator Konten
- Bangkitnya Pasar DRAM Global Bawa Kingston Pertahankan Dominasi 22 Tahun di Pasar Memori
Western Digital menjadi salah satu yang telah mengumumkan perubahan struktur harga resmi untuk produk NAND.
Sementara itu, laporan DigiTimes menyebut SanDisk siap menaikkan harga hingga 10%, sedangkan Micron berpotensi melakukan penyesuaian hingga 30%.
Meski belum diumumkan secara resmi kepada pelanggan, spekulasi di rantai pasok menunjukkan kenaikan ini hanya tinggal menunggu waktu.
Permintaan besar-besaran dari sektor AI membuat SSD berada di posisi paling terdampak.
Hal ini karena NAND menjadi komponen utama untuk penyimpanan data, khususnya dalam melatih large language models (LLMs) yang membutuhkan kapasitas raksasa.
HDD masih berperan sebagai penyimpanan dingin (cold storage) untuk data mentah, namun tidak mengalami kenaikan harga seagresif SSD karena tidak menggunakan chip NAND.
Fenomena ini kontras dengan kondisi tahun lalu ketika industri NAND sempat merugi akibat rendahnya permintaan konsumen.
Kini, kebangkitan AI justru membuat industri penyimpanan kembali bergairah, meski harus dibayar dengan potensi beban biaya tambahan bagi pengguna, mulai dari gamer hingga pelaku bisnis.









