sun
moon
Premium Partner :
  • partner tek.id realme
  • partner tek.id acer
  • partner tek.id samsung
  • partner tek.id poco
  • partner tek.id telkomsel
Jumat, 05 Jun 2020 18:00 WIB

Review Valorant, gim FPS buat Gen-Z

Setelah selama 10 jam memainkan gim Valorant, saya merasa gim ini seperti gim Counter Strike, namun dibumbui fitur yang menarik perhatian Gen-Z.

Review Valorant, gim FPS buat Gen-Z
Valorant

Saya masih ingat pada zaman SMA (sekitar tahun 2007), gim Counter Strike merupakan gim FPS paling populer. Hampir setiap hari sepulang sekolah saya selalu singgah ke warnet bersama teman-teman hanya untuk bermain gim tersebut selama beberapa jam.

Kala itu, Counter Strike merupakan gim pemacu adrenalin terbaik yang ada di pasaran. Gim ini populer dikarenakan menawarkan dua hal menarik. Pertama, kemampuan multiplayer baik online dan lokal, kedua gim ini dapat berjalan di komputer 'kentang' alias ala kadarnya.

Saat ini, sudah 13 tahun sejak masa keemasan Counter Strike. Banyak gim FPS bermunculan, namun gim FPS standar menjadi kurang diminati. Genre baru battle royale lah yang sekarang menarik banyak minat gamer. Lihat saja Fortnite, PUBG, Overwatch, dan lainnya. Gim tersebut memuncaki gim populer di kalangan streamer dan gamer pada umumnya.

Selaku pengembang, Riot Games pun tak ingin kalah. Mereka ingin memiliki gim FPS, namun tidak ingin bersaing di pasar yang sudah sangat ramai. Pada akhirnya, mereka membuat sebuah gim berjudul Valorant, yang merupakan gim FPS klasik 5v5 dengan menggabungkan sentuhan modern.

Valorant pun secara resmi telah diluncurkan pada 2 Juni kemarin. Saya pun sudah tidak sabar untuk memainkannya, karena saya sempat melihat keseruan yang ditawarkan Valorant saat dimainkan oleh streamer  beberapa waktu lalu.

Mengapa saya tertarik? Hal ini dikarenakan Valorant memiliki kesamaan gameplay dengan Counter Strike, selain itu gim ini diklaim dapat dimainkan oleh PC dengan spesifikasi minimal atau rendah.

Saya akan menggunakan dua konfigurasi untuk memainkan gim tersebut. Yang pertama adalah menggunakan komputer dengan spesifikasi AMD Ryzen 5 2600 dan GPU NVIDIA GTX 970 (disebut sebagai komputer 1), dan satu lagi memiliki spesifikasi Intel Core i3-2100 dan GPU NVIDIA GT730 (disebut sebagai komputer 2).

Sebelum membahas performa, saya akan membahas mengenai gameplay dari Valorant. Menurut saya, gim ini bisa dikatakan mirip seperti Counter Strike, tapi untuk para Gen-Z.

Saat pertama kali memulai gim ini, saya dihadapkan dengan tutorial bagaimana gim ini dimainkan. Standar sih, W-A-S-D untuk pergerakan karakter/player, dengan klik kiri mouse untuk menembak dan klik kanan mouse untuk mengeker.

Menariknya, ada beberapa penambahan tombol yang harus saya pelajari. Ada tambahan tombol Q, E, C, dan X yang merupakan tombol untuk mengaktifkan skill dari masing-masing karakter yang ada. Tiga tombol pertama merupakan tombol untuk mengaktifkan skill. Sementara tombol X untuk menggunakan skill Ultimate dari karakter yang kita pakai.

Salah Satu Skill yang ada di Valorant

Ada total 11 karakter yang dapat saya gunakan, di mana lima diantaranya merupakan karakter gratis. Sedangkan sisanya, ya kalian bisa tebak bagaimana cara mendapatkannya. Untuk saat ini, pembelian karakter dan skin merupakan salah satu cara yang digunakan para pengembang gim untuk mendapatkan keuntungan dari gim gratis mereka.

Kelima karakter gratis yang dapat dimainkan adalah Phoenix, Jett, Sova, Brimstone, dan Sage. Kelimanya akan memiliki skill yang berbeda-beda saat dimainkan, dan memiliki daya serang yang lumayan untuk karakter gratisan.

Karakter yang ada di Valorant

Sedangkan enam karakter lainnya diantaranya Viper, Cypher. Omen, Breach, Raze, dan yang terbaru adalah Reyna. Keenam karakter ini memiliki kemampuan yang bisa dibilang sedikit lebih baik dari karakter lainnya. Kami akan mengulas karakter dari Valorant dalam artikel selanjutnya.

Saat bermain, saya hanya mendapatkan peta Ascent, yang ada di mode standar. Kalian juga bisa bermain mode Spike Rush saat ingin memainkan Valorant.

Mode gameplay di Valorant

Di mode biasa, kita akan dibagi menjadi dua tim, yakni Attacker dan Defender. Attacker diharuskan menanam “Bom” yang disebut sebagai Spike, sedangkan Defender harus menjaga dua tempat yang disiapkan untuk meletakkan bom. Jika kalian tidak tertarik dengan berperang, kalian juga dapat menghabisi semua karakter musuh untuk menang.

Mode Attacker di Valorant

Kita juga akan mendapatkan rotasi tim, dimana kita akan merasakan baik menjadi Attacker dan Defender. Tim pertama yang mencapai 10 kemenangan di setiap rotasi akan menang, atau tim mana yang lebih banyak menang dari 12 pertandingan setiap rotasi.

Pertama kali masuk, kita akan mendapatkan Creds (mata uang) yang sangat terbatas. Untuk ronde pertama, kita diberi sekitar 800 creds untuk membeli senjata dan peralatan. Kalian akan menerima jumlah creds yang berjumlah berbeda saat kalian kalah atau menang dalam sebuah ronde.

Ada total 17 senjata yang dapat digunakan pengguna, yang terdiri dari 5 Sidearm, 2 SMG, 2 Shotgun, 4 Riffle, 2 Sniper, dan 2 Heavy. Selain itu, kalian dapat membeli Light atau Heavy armor untuk proteksi diri, dan 3 Ability. Untuk membelinya, kalian tinggal memencet tombol B saat waktu pembelian berjalan selama sekitar 45 detik.

Senjata yang ada di Valorant

Oh iya, selama masa membeli senjata ini, kalian bisa bergerak dengan bebas, tidak seperti CS yang tak dapat bergerak selama beberapa detik. Namun, kalian akan menemukan barrier yang menjaga kalian untuk tidak menyerang lawan sampai masa pembelian berakhir.

Tembok penghalan pada saat mode pembelian di Valorant

Bagi saya yang sudah sering bermain CS, hadirnya skill tentu membutuhkan penyesuaian. Saya terkadang  kesulitan untuk menggunakan skill di saat yang tepat. Menurut saya, penambahan skill ini dilakukan untuk membuat gim ini semakin menarik dan relevan dengan gim saat ini yang memiliki fitur lain selain gameplay aslinya.

Untuk saat ini, saya cukup menikmati gameplay dari Valorant, terlebih dikarenakan pemain toxic masih sangat sedikit saya jumpai. Semoga saja, Riot Games dapat mempertahankan ini dalam waktu yang lama.

Setelah berbicara mengenai gameplay, saya ingin membahas mengenai performa dari gim tersebut. Dengan menggunakan konfigurasi komputer pertama, saya dengan mudah dapat menarik grafis dari gim ini hingga pengaturan tertinggi.

Dengan konfigurasi tersebut, saya dapat menembus 164 fps saat bermain di resolusi 1080p. Jadi, jika kalian memiliki layar dengan refresh rate tinggi, kalian akan mendapatkan gameplay yang sangat mulus.

Sedangkan untuk konfigurasi komputer kedua, saya berhasil mendapatkan rata-rata 75 fps, dengan pengaturan grafis terendah di resolusi 1080p. Sedangkan saat saya turunkan di resolusi 720p, saya bisa mendapatkan rata-rata 90 fps.

So, kesimpulan saya setelah memainkan gim ini selama kurang lebih 10 jam, gim ini cukup menarik bagi saya yang sudah mulai berumur. Tapi, dengan berbagai fitur kekinian, gim ini sepertinya memang ditujukan bagi para gamer Gen-Z yang sudah terbiasa bermain gim dengan banyak skill tertentu.

Bagi kalian yang ingin memainkan gim tersebut, namun tidak memiliki komputer atau laptop dengan spesifikasi tinggi, jangan khawatir. Hal ini dikarenakan gim ini cukup ringan untuk dimainkan di banyak perangkat berspesifikasi cukup rendah.

75
Valorant
 
Keunggulan
  • Bisa dijalankan di komputer berspesifikasi rendah
  • Gratis
  • Gameplay cukup menarik
 
Kekurangan
  • Mirip Counter Strike
  • Grafis Kurang Menarik
  • Peta, Karakter, Senjata Masih Sangat Terbatas
Share
×
tekid
back to top