Review NZXT Kraken X53, semakin ganas redam panas

Belakangan ini pendingin berbasis cairan semakin populer. Para produsen pun berlomba-lomba meluncurkan pendingin cair all-in-one (AIO) mereka, yang bisa saja membuat calon pengguna kebingungan harus memilih mana yang tepat untuk sistem mereka.

Nah, pada kesempatan ini, tim Tek.id kedatangan salah satu AIO dari NZXT, yakni Kraken X52. Dibanderol Rp1,6 juta-an, NZXT mengklaim dapat menghadirkan performa pendinginan yang apik meski digunakan prosesor flagship saat ini.

Untuk melakukan pengujian, kami akan menggunakan dua sistem. Yang pertama adalah menggunakan PC dengan spesifikasi prosesor Intel Core i9-9900K, motherboard NZXT N7 Z390, VGA Gigabyte RX 5700XT, SSD WD Blue 1TB, RAM Corsair Vengeance LPX DDR4 3200MHz, dan PSU NZXT C850 dengan casing NZXT H510i serta monitor ASUS Designo MZ27AQ.

Sedangkan untuk PC kedua memiliki spesifikasi AMD Ryzen 9 3900X, motherboard ASUS Crosshair VIII Hero WiFI, VGA Gigabyte VGA Gigabyte RX 5700XT, SSD WD Blue 1TB, RAM Corsair Vengeance LPX DDR4 3200MHz, dan PSU Seasonic Focus 850W dengan casing ASUS TUF Gaming GT501 dengan layar ASUS Designo MZ27AQ.

Untuk meminimalisir perbedaan diantara kedua pengujian, saya menggunakan thermal paste Deepcool Z5. Berikut ini hasil pengujian dari NZXT Kraken X53 :

Rencana awal kami adalah tidak melakukan overclock sama sekali di kedua prosesor tersebut. Namun, dikarenakan melihat hasil yang cukup memuaskan, saya pun mendorong kemampuan dari pendingin tersebut. Dan untuk software sintetis, saya menggunakan Intel Stress Test dan AIDA64 Extreme selama 1 jam. berikut ini adalah hasilnya :

Seperti dapat dilihat, untuk performa pendinginan di idle, kedua CPU memiliki suhu maksimal di angka 35 derajat celcius. Sedangkan untuk non oc, i9-9900K punya suhu idle di angka 81 derajat celcius dan Ryzen 9-3900X ada di angka 80 derajat celcius.

Di sisi lain, pada saat overclock, i9-9900K yang berhasil saya tarik ke 5,1 GHz all-core berhasil ditahan di angka 89 derajat celcius. Sedangkan untuk Ryzen 9 3900X yang saya tarik ke angka 4 GHz all-core berhasil ditahan di angka 88 derajat celcius.

Kraken X53 terlihat dapat mengantisipasi panas dikarenakan menggunakan copper block dengan radius 80mm. Selain itu, Kraken X53 menggunakan pompa dengan kekuatan 800 rpm hingga 2,800 rpm yang cukup bertenaga.

Radiatornya pun bisa dibilang memiliki dimensi yang cukup ramping, yakni dengan dimensi 123 x 275 x 30mm. Dikarenakan tipis dan berukuran cukup kompak, radiator ini sangat mudah dipasang ke casing mid-tower yang ada di pasaran.

Kedua kipasnya yang berukuran 120mm dalam paket penjualan dapat menghasilkan performa yang sangat baik. Meskipun begitu, saat berputar dengan kecepatan penuh, suaranya cukup terdengar.

Selain performanya yang sangat tangguh, Kraken X53 ini memiliki tampilan yang sangat cantik. Sama seperti pendahulunya, AIO ini memiliki desain infinite ring ini dapat dikonfigurasi warnanya sesuai keinginan pengguna.

Saya pun dapat menyesuaikan warna dari LED lingkaran dan logo NZXT yang dapat diatur berbeda warna menggunakan aplikasi NZXT CAM. Selain dapat mengatur logo, saya juga dapat mengatur kecepatan pompa dan kipas dari Kraken X3.

Lantas, apakah saya akan merekomendasikan NZXT Kraken X53? Dibanderol dengan harga yang terjangkau, AIO ini memiliki kemampuan pendinginan yang sangat baik dikelasnya. Selain itu, dikarenakan dimensinya yang sangat kompak, AIO ini dapat dipasang di banyak casing mid-tower dengan mudah dan dapat digunakan di berbagai soket Intel dan AMD mainstream.

Namun, bukan berarti AIO ini tidak memiliki masalah. Salah satu yang cukup saya keluhkan adalah kipasnya yang cukup bising. Jika kalian ingin mendapatkan suara yang lebih sunyi, mungkin kalian dapat mengganti kedua kipas tersebut.