Sejarah Perkembangan Kecerdasan Buatan, Dari Generative hingga Agentic AI
Kecerdasan buatan (AI) terus berkembang pesat. Setelah era AI genertaif, kini AI Agentic yang lebih pintar mulai diadopi banyak pihak.
Ilustrasi kecerdasan buatan. dok. freepik.com
Kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI) telah menjadi salah satu teknologi paling revolusioner dalam beberapa tahun terakhir.
Seiring perkembangan teknologi komputer, AI bukan hanya sekedar alat untuk memproses data, tetapi juga mampu meniru, mempelajari, dan memprediksi perilaku manusia.
Dari awal kemunculannya hingga sekarang, AI terus berkembang pesat, membawa dampak besar di berbagai bidang, mulai dari industri, kesehatan, pendidikan, hingga hiburan.
Sejarah Kemunculan AI
Konsep mengenai kecerdasan sebuah mesin pertama kali diperkenalkan oleh Alan Turing melalui penemuan Turing Machine yang menguji kecerdasan sebuah mesin komputer.
- Red Hat Perkuat Inferensi AI di AWS, Dorong Kinerja Tinggi dan Efisiensi Biaya AI Generatif
- Google dan OpenAI Luncurkan Pembaruan Model AI dalam Waktu Berdekatan, Sinyal Perang AI Makin Intens
- Prediksi Tren AI Analog Devices: Makin Terasa Nyata dengan Physical AI dan Desentralisasi di Perangkat Humanoid
- Lonjakan Agentic AI Picu Peningkatan Risiko Siber: F5 Peringatkan Kesenjangan Keamanan API di Asia Pasifik
Kemudian pada 1956, AI mulai diperkenalkan dalam konferensi Dartmouth, di mana para ilmuwan komputer mendefinisikan AI sebagai kemampuan mesin untuk meniru kecerdasan manusia.
Pada era awal kemunculannya, AI berfokus pada rule-based system, yaitu sistem yang memproses perintah berdasarkan aturan logika yang ditentukan manusia, termasuk program untuk bermain catur atau memecahkan persamaan matematika sederhana.
Kemunculan Generatif AI
Generative AI adalah jenis kecerdasan buatan yang dirancang untuk menghasilkan konten baru berdasarkan pola yang pernah dipelajari bukan sekadar memproses atau menganalisis data yang sudah ada.
Tidak seperti AI tradisional yang hanya melakukan klasifikasi atau prediksi, generative AI bisa membuat teks, gambar, musik, audio, video, ilustrasi, desain, maupun kode yang benar-benar baru.
Teknologi ini bekerja menggunakan model bahasa besar (LLM) dan Naural Network yang dilatih dengan miliaran data.
Model tersebut memahami konteks, gaya, hingga struktur informasi. Ketika pengguna memberikan perintah, generative AI menyusun hasil dari nol berdasarkan pengetahuan yang sudah dipelajarinya bukan menyalin dari internet.
Generative AI menjadi populer berkat model seperti ChatGPT, Gemini dan Dall E mampu membantu kreator, pekerja kantoran, marketer, peneliti, hingga developer. Misalnya, AI dapat menulis artikel, membuat desain visual, merangkum dokumen panjang, hingga membuat storyboard.
Agentic AI
Agentic AI merupakan perkembangan terbaru dalam dunia kecerdasan buatan, di mana AI tidak hanya memahami dan menghasilkan konten, tetapi juga mampu merencanakan, mengambil keputusan, dan bertindak secara mandiri.
Jika generative AI bertindak ketika diberikan perintah, maka Agentic AI bertindak sendiri sebelum diperintahkan
Agentic AI bekerja dengan memanfaatkan model Machine Learning (ML), Neural network dan Natural language Processing (NLP), tingkat lanjut untuk memproses dan memahami berbagai input yang komplek. Kemampuan tersebut memungkinkan sistem operasi ini memahami dan merespon kebutuhan pengguna.
Ciri khas agentic AI terlihat pada kemampuannya mengambil keputusan secara otonom, belajar dari pengalaman, serta menjalankan tugas-tugas rumit tanpa membutuhkan pengawasan terus-menerus.
Dengan kemampuan adaptif ini, agentic AI dapat menangani skenario yang dinamis dan kompleks, situasi yang sebelumnya membutuhkan campur tangan manusia.









