Perusahaan Mulai Beralih ke NAS untuk Sistem CCTV, Dinilai Lebih Fleksibel dan Aman
Perusahaan beralih ke NAS untuk sistem CCTV karena fleksibel, aman, mudah diskalakan, dan mendukung analitik AI untuk kebutuhan pengawasan modern.
Ilustrasi NAS dalam sistem CCTV. dok. Synology
Tren penggunaan perangkat NAS (Network Attached Storage) sebagai pusat pengelolaan CCTV semakin menguat di kalangan perusahaan.
Selama bertahun-tahun, banyak organisasi mengandalkan DVR sebagai solusi dasar perekaman, sebelum beralih ke NVR yang menawarkan kualitas gambar lebih baik dan akses jarak jauh.
Namun, kebutuhan pengawasan kini jauh lebih kompleks sehingga mendorong perusahaan mencari solusi yang lebih fleksibel, aman, dan mudah diskalakan.
DVR dan NVR tradisional memang cukup untuk pengawasan sederhana, tetapi keduanya memiliki keterbatasan, mulai dari kapasitas penyimpanan yang sulit diperluas hingga kompatibilitas kamera yang terbatas.
- Pemblokiran Aktivitas Ilegal di Telegram Meningkat, Kaspersky Ungkap Tren Kejahatan Siber dan Cara Aman Mengatasinya
- Waspada VPN Palsu, Kaspersky Catat 15 Juta Serangan Siber Bidik Gen Z dalam Setahun
- Kaspersky Ungkap 500.000 File Berbahaya Terdeteksi Setiap Hari Sepanjang 2025
- “123456” Jadi Password Terpopuler di Indonesia Selama 2 Tahun Berturut-turut
Ketika kamera IP semakin banyak digunakan dan kebutuhan penyimpanan video beresolusi tinggi meningkat, perusahaan membutuhkan sistem yang dapat tumbuh mengikuti kebutuhan bisnis.
Di sinilah perangkat NAS mulai mengambil peran sebagai mesin NVR modern.
NAS dikenal sebagai perangkat penyimpanan data yang dapat diperluas, sehingga mampu menjawab kebutuhan pengawasan di berbagai lokasi, durasi penyimpanan panjang, serta integrasi banyak kamera dari berbagai merek.
“Banyak organisasi di Indonesia mulai sadar bahwa sistem surveillance bukan lagi sekadar pasang kamera,” ujar Clara Hsu, Country Manager Indonesia di Synology.
“Mereka membutuhkan sistem CCTV yang lebih cerdas dan bisa disesuaikan dengan kebutuhan bisnis,” imbuhnya.
Salah satu keunggulan utama NAS adalah fleksibilitasnya yang tidak mengikat pengguna pada satu vendor kamera tertentu.
Brand seperti Synology, misalnya, mendukung ribuan model kamera IP dari beragam pabrikan. Seluruh data dapat disimpan dan dikelola secara terpusat, termasuk pemantauan langsung, pemutaran ulang, hingga analitik video.
Selain itu, karena data disimpan di lokasi sendiri (on-premise), perusahaan memiliki kendali penuh atas keamanan data.
Hal ini menjadi penting bagi organisasi yang menerapkan kebijakan ketat atau regulasi khusus terkait perlindungan data internal.
“Perusahaan sekarang mulai peduli dengan kepemilikan data. Dengan NAS, data CCTV tetap berada di infrastruktur mereka sendiri, tapi tetap bisa dimanfaatkan untuk analisis pintar dan pemantauan lintas cabang,” kata Clara Hsu.
Kemampuan analitik menjadi nilai tambah lain yang membuat NAS semakin relevan. Melalui aplikasi seperti Surveillance Station, perangkat NAS mampu menyediakan fitur berbasis kecerdasan buatan (AI )seperti deteksi gerakan, pengenalan wajah, hingga analisis jumlah orang di area tertentu.
Fitur-fitur ini tidak hanya meningkatkan keamanan, tetapi juga mendukung efisiensi operasional, terutama bagi sektor ritel, manufaktur, hingga logistik.
Lebih dari itu, NAS dapat berfungsi ganda sebagai perangkat backup dan penyimpanan data bisnis lainnya. Artinya, satu perangkat mampu melayani berbagai kebutuhan sekaligus—hemat biaya, efisien, dan mudah dikelola.









