Layanan Pembuatan Deepfake Makin Murah dan Canggih, Bikin Ancaman Siber Meningkat
Kaspersky temukan layanan deepfake di darknet dengan harga mulai $30. Ancaman siber kian meningkat, pakar imbau perusahaan lebih waspada.
deepfake.dok. freepik
Kaspersky mengungkap temuan mengejutkan soal layanan deepfake di pasar gelap digital (darknet).
Jika sebelumnya biaya pembuatan deepfake bisa mencapai puluhan ribu dolar, kini layanan tersebut ditawarkan dengan harga jauh lebih murah, mulai dari US$50 untuk video palsu dan US$30 untuk pesan suara palsu.
Angka ini disebut 400 kali lebih rendah dibanding harga sebelumnya yang berkisar antara US$300 hingga US$20.000 per menit.
Tim Riset dan Analisis Global Kaspersky (GReAT) menemukan penawaran itu setelah menganalisis sejumlah platform berbahasa Rusia dan Inggris.
- Kaspersky Ungkap 500.000 File Berbahaya Terdeteksi Setiap Hari Sepanjang 2025
- “123456” Jadi Password Terpopuler di Indonesia Selama 2 Tahun Berturut-turut
- Serangan Siber di Indonesia Tembus 133 Juta, Awan Pintar Andalkan AI untuk Perkuat Ketahanan Digital Nasional
- Gangguan pada Cloudflare Bukan Serangan Siber, Tapi Kesalahan Internal Sistem Bot Management
Menariknya, layanan deepfake terbaru tak hanya menjual hasil jadi, tetapi juga memungkinkan pelaku kejahatan siber untuk membuat konten audio dan video palsu secara real-time.
Dalam iklan yang beredar di darknet, pelaku menawarkan berbagai opsi, mulai dari pertukaran wajah real-time saat panggilan video, penggantian wajah untuk verifikasi identitas, hingga manipulasi umpan kamera perangkat.
Beberapa penjual bahkan mengklaim menyediakan perangkat lunak yang bisa menyinkronkan ekspresi wajah dengan teks dalam bahasa asing, dilengkapi alat kloning suara yang mampu menyesuaikan nada dan emosi.
Meski demikian, Kaspersky mengingatkan sebagian besar iklan ini berpotensi penipuan. Namun, permintaan terhadap layanan semacam itu menunjukkan bahwa aktor jahat aktif bereksperimen dengan AI untuk memperluas metode serangan mereka.
“Kita tidak hanya melihat iklan yang menawarkan deepfake-as-a-service, tetapi juga permintaan yang jelas atas alat-alat ini. Aktor berbahaya secara aktif bereksperimen dengan AI dan mengintegrasikannya ke dalam operasi mereka. Teknologi ini bisa meningkatkan kemampuan penyerang secara signifikan, sehingga para pakar keamanan siber harus bekerja lebih keras untuk melawan ancaman ini,” jelas Dmitry Galov, Kepala Tim Riset dan Analisis Global Kaspersky di Rusia dan CIS.
Rekomendasi Kaspersky
Untuk mengantisipasi ancaman, Kaspersky menyarankan sejumlah langkah:
- Perkuat keamanan siber perusahaan, tak hanya dengan solusi proteksi, tapi juga tenaga IT yang terampil.
- Berikan pelatihan rutin agar karyawan memahami apa itu deepfake dan cara mengenalinya.
- Kenali tanda-tanda deepfake, seperti gerakan tersentak-sentak, pencahayaan tidak konsisten, warna kulit tidak alami, kedipan mata aneh, hingga distorsi gambar.
Kaspersky juga menekankan pentingnya memanfaatkan AI untuk pertahanan siber. Dengan begitu, perusahaan bisa mengimbangi perkembangan teknologi yang kini juga dimanfaatkan pelaku kejahatan.
Sejak didirikan pada 2008, Tim Riset & Analisis Global (GReAT) menjadi garda depan Kaspersky dalam mengungkap kampanye spionase siber, malware, ransomware, hingga tren kejahatan digital bawah tanah.
Beranggotakan lebih dari 35 pakar di berbagai belahan dunia, tim ini konsisten memantau evolusi ancaman yang kini semakin dipicu oleh teknologi AI.









