×
Kanal
    • partner tek.id realme
    • partner tek.id samsung
    • partner tek.id acer
    • partner tek.id wd
    • partner tek.id wd
    • partner tek.id wd
    • partner tek.id wd

Begini Cara Netflix Gunakan AI di Industri Hiburan, Tidak Gantikan Kreativitas Sineas

Oleh: Tek ID - Rabu, 22 Oktober 2025 14:00

Netflix mulai gunakan AI dalam produksi film untuk bantu efisiensi dan efek visual, tapi menegaskan teknologi tak akan menggantikan kreator manusia.

Begini Cara Netflix Gunakan AI di Industri Hiburan, Tidak Ga Ilustrasi menonton streaming film. dok. Freepik

Di tengah perdebatan global tentang peran kecerdasan buatan (AI) dalam industri hiburan, Netflix menjadi salah satu studio besar yang justru memilih untuk memanfaatkan teknologi ini secara strategis. 

Dalam laporan keuangan kuartalannya, layanan streaming itu menegaskan berada di posisi untuk memanfaatkan kemajuan AI secara efektif. Namun, bukan untuk menggantikan peran kreator, melainkan untuk meningkatkan efisiensi proses kreatif.

CEO Netflix Ted Sarandos menegaskan AI tidak dapat menggantikan nilai seni dan intuisi manusia dalam menciptakan karya yang berkesan.

“Dibutuhkan seniman hebat untuk menciptakan karya hebat. AI dapat menjadi alat yang membantu kreator meningkatkan pengalaman menonton bagi pelanggan kami, tetapi teknologi tidak akan otomatis menjadikan seseorang pencerita yang hebat,” ujar Sarandos dikutip dari techCrunch.

Netflix telah mulai mengimplementasikan AI generatif secara terbatas dalam produksi film dan serialnya. 

Salah satu contoh penerapan awal adalah pada serial asal Argentina The Eternaut, dengan AI digunakan untuk membuat adegan runtuhnya gedung. 

Film Happy Gilmore 2 juga memanfaatkan teknologi ini untuk membuat karakter terlihat lebih muda di adegan pembuka, sementara tim produksi Billionaires’ Bunker menggunakan AI dalam tahap praproduksi untuk merancang set dan kostum.

“Kami yakin AI akan membantu kami dan para mitra kreatif bercerita dengan cara yang lebih baik, cepat, dan baru. Namun kami tidak mengejar teknologi ini hanya karena tren,” tegas Sarandos.

Meski demikian, penggunaan AI di industri hiburan masih menjadi topik yang sensitif. Banyak seniman dan pekerja film khawatir teknologi LLM (Large Language Model) dapat mengancam pekerjaan mereka, apalagi jika model AI tersebut dilatih menggunakan karya tanpa izin pencipta aslinya.

Saat ini, sebagian besar studio, termasuk Netflix, lebih memilih menggunakan AI untuk efek visual dan pengembangan teknis di balik layar, bukan untuk menggantikan aktor atau penulis. 

Namun demikian, para pekerja efek visual (VFX) menilai adopsi ini tetap berpotensi memengaruhi lapangan kerja mereka di masa depan.

Ketegangan di industri ini meningkat setelah OpenAI merilis model Sora 2, teknologi generatif untuk audio dan video yang memungkinkan pengguna membuat rekaman realistis tanpa batasan ketat. 

Langkah ini memicu kekhawatiran baru tentang deepfake, terutama setelah serikat aktor SAG-AFTRA dan aktor Bryan Cranston menyerukan agar OpenAI memperkuat pengamanan terhadap penyalahgunaan wajah dan suara artis.

Dalam sesi tanya jawab dengan investor, Sarandos menilai kemunculan teknologi seperti Sora memang bisa memengaruhi cara industri bekerja, tetapi tidak akan menggantikan esensi kreativitas manusia.

“Mulai masuk akal bahwa kreator bisa terpengaruh oleh kemajuan seperti Sora. Namun kami tidak khawatir AI akan menggantikan kreativitas,” tegasnya.

Secara finansial, Netflix melaporkan pendapatan kuartal ini mencapai US$11,5 miliar, naik 17% dibanding tahun lalu, meski sedikit di bawah proyeksi perusahaan.

×
back to top