Waspada Penipuan Digital Saat Libur Nataru, Ini Cara Mengatasinya
Penipuan digital meningkat saat libur Nataru. Kerugian scam tembus Rp8,2 triliun, VIDA imbau masyarakat waspada dan aman bertransaksi.
Ilustrasi penipuan digital. dok. VIDA
Menjelang libur Natal dan Tahun Baru (Nataru), masyarakat Indonesia diperkirakan membelanjakan hingga Rp120 triliun untuk kebutuhan perjalanan, belanja, dan hiburan.
Namun di balik tingginya transaksi digital tersebut, ancaman penipuan atau scam justru meningkat tajam dengan nilai kerugian yang mengkhawatirkan.
Data Indonesia Anti-Scam Center (IASC) mencatat, dalam periode hampir satu tahun terakhir, kerugian akibat penipuan digital di Indonesia telah mencapai Rp8,2 triliun.
Ironisnya, tingkat penyelesaian kasus masih sangat rendah, dengan hanya 4,76 persen dana korban yang berhasil diselamatkan.
- Waspada Penipuan Online Berkedok Streaming Avatar 3, Kaspersky Temukan Serangan Siber Global
- Tren Serangan Siber 2026 Diprediksi Makin Kompleks dan Masih Jadikan Industri Sebagai Target Utama
- Pemblokiran Aktivitas Ilegal di Telegram Meningkat, Kaspersky Ungkap Tren Kejahatan Siber dan Cara Aman Mengatasinya
- Waspada VPN Palsu, Kaspersky Catat 15 Juta Serangan Siber Bidik Gen Z dalam Setahun
Sejak November 2024 hingga 30 November 2025, IASC menerima 373.129 laporan penipuan, atau rata-rata 874 laporan setiap hari.
Dari 619.394 rekening yang dilaporkan terindikasi terkait penipuan, hanya 117.301 rekening yang berhasil diblokir.
Founder & Group CEO VIDA Niki Luhur mengatakan identitas digital kini menjadi titik krusial dalam menjaga keamanan finansial masyarakat.
“Identitas digital adalah gerbang utama keamanan finansial kita. Dengan rata-rata 874 laporan penipuan setiap hari, kita tidak bisa lagi mengandalkan metode pengamanan tradisional yang mudah dibobol seperti OTP berbasis SMS,” ujarnya.
Menurut temuan VIDA dan data industri, periode liburan Nataru menciptakan kondisi yang ideal bagi pelaku penipuan.
Salah satu celah terbesar terletak pada kerentanan OTP berbasis SMS. Data VIDA menunjukkan sekitar 80 persen pembobolan akun terjadi akibat kelemahan OTP atau praktik phishing.
Tak hanya itu, sepanjang 2025 muncul modus baru yang kian canggih, yakni penipuan berbasis AI deepfake.
Penipuan dengan teknologi AI voice cloning tercatat melonjak hingga 1.550 persen di Indonesia. Pelaku meniru suara keluarga, atasan, atau pejabat dengan tingkat kemiripan yang sangat tinggi untuk meyakinkan korban agar segera mentransfer dana.
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat tiga modus penipuan dengan kerugian terbesar di Indonesia, yakni:
- Telepon palsu (fake call): 39.978 laporan, kerugian Rp1,54 triliun
- Shopping scam: 64.933 laporan, kerugian Rp1,14 triliun
- Penipuan investasi bodong: 24.803 laporan, kerugian Rp1,40 triliun
Masalah lain yang memperparah kondisi adalah keterlambatan pelaporan. Rata-rata masyarakat Indonesia baru melaporkan penipuan setelah 12 jam, jauh lebih lambat dibandingkan negara lain yang berkisar 15–20 menit.
Akibatnya, jejak digital dan dana korban sudah berpindah tangan sehingga peluang penyelamatan semakin kecil.
Bank Indonesia (BI), OJK, dan Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) sebelumnya juga telah mengingatkan masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan, terutama terhadap modus penipuan yang menyasar identitas digital pengguna.
Tips Aman Bertransaksi Selama Libur Nataru
Sebagai penyedia identitas digital dan pencegahan penipuan, VIDA membagikan sejumlah langkah praktis agar masyarakat tetap aman bertransaksi selama liburan:
- Hindari Wi-Fi publik untuk transaksi keuangan karena rawan penyadapan.
- Verifikasi permintaan darurat dengan menghubungi kembali nomor yang sudah dikenal.
- Waspadai tekanan waktu, seperti ancaman akun diblokir atau promo terbatas.
- Cek detail transfer sebelum memproses pembayaran.
- Gunakan autentikasi biometrik, bukan OTP berbasis SMS, karena lebih tahan terhadap penipuan dan deepfake.
“VIDA juga mengimbau masyarakat dan pelaku industri untuk terus memperkuat sistem keamanan digital, tidak hanya saat musim liburan, tetapi sepanjang waktu, demi menciptakan pengalaman digital yang aman dan tepercaya,” pungkas Niki Luhur.









