Gani AI Usung Strategi Berbasis Teknologi Bawa Inovasi Lokal ke Pasar Internasional
Gani AI mengusung strategi teknologi global terpadu lewat produk AI hukum, pajak, dan akuntansi dengan fokus keamanan data.
Bintang Hidayanto sedang menjelaskan tentang Gani AI
Perusahaan teknologi, Gani AI mengambil langkah berani untuk menembus pasar internasional. Dengan strategi ganda berupa diferensiasi produk dan pengembangan model AI khusus, Gani AI menargetkan ekspansi global melalui layanan hukum, pajak, dan akuntansi yang disesuaikan dengan regulasi di lebih dari 20 negara.
"Jadi, kita ingin menjadi perusahaan dengan pendiri asal Indonesia pertama yang, mudah-mudahan, berhasil mendobrak pasar internasional," ujar Bintang Hidayanto, Pendiri Gani AI, di Singapura.
Salah satu andalan Gani AI adalah Gani Atlas, solusi AI yang dirancang untuk korporasi regional maupun multinasional. Tidak hanya menawarkan layanan AI as a Service, produk ini juga berbentuk Software as a Service (SaaS) dengan fungsi spesifik di sektor hukum dan regulasi.
Dengan kemampuan mengolah data tak terstruktur seperti dokumen, kontrak, dan regulasi menjadi informasi analitik yang preskriptif, Gani Atlas diyakini dapat membantu perusahaan memahami ribuan data dengan cepat.
- Red Hat Perkuat Inferensi AI di AWS, Dorong Kinerja Tinggi dan Efisiensi Biaya AI Generatif
- Google dan OpenAI Luncurkan Pembaruan Model AI dalam Waktu Berdekatan, Sinyal Perang AI Makin Intens
- Prediksi Tren AI Analog Devices: Makin Terasa Nyata dengan Physical AI dan Desentralisasi di Perangkat Humanoid
- Lonjakan Agentic AI Picu Peningkatan Risiko Siber: F5 Peringatkan Kesenjangan Keamanan API di Asia Pasifik
"User bisa upload ribuan data secara acak, lalu mendapatkan pemahaman yang mudah dibantu AI," jelas Bintang.
Lebih dari sekadar pertumbuhan bisnis, Gani AI menekankan pentingnya edukasi publik. Bintang menilai tantangan terbesar bukan pada teknologi, melainkan persepsi yang salah mengenai AI.
"Banyak yang masih menganggap AI sebagai solusi maha-bisa. Padahal, AI seharusnya diposisikan sebagai alat bantu yang terbatas, bukan solusi otomatis untuk semua masalah," tegasnya.
Isu privasi data juga menjadi perhatian serius. Berbeda dari mayoritas penyedia AI, Gani AI mengoperasikan foundation model di infrastruktur milik sendiri.
Langkah ini memastikan seluruh data klien tetap berada dalam sistem internal perusahaan. Pendekatan ini diperkuat dengan sertifikasi ISO 27001 yang menjamin keamanan data pelanggan.
Strategi Global dan Kolaborasi Lokal
Untuk memperluas pasar, Gani AI tidak hanya mengandalkan teknologi, tetapi juga kolaborasi dengan profesional lokal di tiap negara.
"Kami ingin tim tetap lincah, tidak membebani organisasi dengan struktur yang terlalu kompleks. Kolaborasi dengan mitra lokal membuat kami lebih responsif terhadap kebutuhan pasar masing-masing negara," ungkap Bintang.
Saat ini, Gani AI telah beroperasi di Indonesia dan Singapura dengan pengguna di lebih dari 10 negara. Perusahaan juga tengah mendirikan anak usaha di Jepang sebagai bagian dari strategi globalnya.
Gani AI didirikan oleh Bintang Hidayanto, seorang praktisi hukum yang pernah menjadi Managing Partner GHP Law Firm, berkarier di Norton Rose Fulbright, serta menjabat Deputi Staf Khusus Presiden Joko Widodo.
Ia berkolaborasi dengan Timur Nugroho, pelaku bisnis dan teknologi berpengalaman yang pernah menduduki posisi strategis di LinkAja, Ajaib, hingga National Australia Bank.









