sun
moon
Premium Partner :
  • partner tek.id samsung
  • partner tek.id poco
  • partner tek.id telkomsel
  • partner tek.id realme
  • partner tek.id acer
Rabu, 29 Agst 2018 10:47 WIB

ESA luncurkan satelit canggih pengukur kecepatan angin

Aelous dapat meningkatkan data yang dimiliki para ilmuwan tentang kecepatan angin, meningkatkan prakiraan cuaca dan menyediakan sumber daya baru bagi para peneliti iklim.

ESA luncurkan satelit canggih pengukur kecepatan angin
Source: ExtremeTech

Setelah hampir dua dekade merancang dan melakukan uji coba, European Space Agency (ESA) telah sukses meluncurkan satelit Aeolus. Dilansir dari ExtremeTech (24/8), satelit tersebut dilengkapi laser yang akan mengukur kecepatan angin di seluruh dunia. Aelous dapat meningkatkan data yang dimiliki para ilmuwan tentang kecepatan angin, meningkatkan prakiraan cuaca dan menyediakan sumber daya baru bagi para peneliti iklim.

ESA memulai jalannya proyek Aeolus pada tahun 2002, tetapi instrumen laser tersebut lebih sulit untuk dirancang dibandingkan dengan harapan. Satelit ini seharusnya meluncur pada tahun 2007. Airbus Defense and Space menangani konstruksi utama dengan biaya USD550 juta (Rp 8 miliar), tetapi itu adalah harga yang pantas karena Aerolus memberikan data atmosfer yang luas dan belum pernah tersedia bagi para ilmuwan. Ini adalah peluncuran kelima dalam program ESA Earth Explorer, yang menggunakan satelit untuk meningkatkan pengukuran bagian-bagian tertentu Bumi.

Aeolus menuju ruang angkasa pada 23 Agustus menggunakan roket Vega yang diluncurkan dari fasilitas ESA di Guyana Prancis. Kini, Aeolus akan mengarahkan lasernya ke arah Bumi untuk mengumpulkan data. Setelah menetap di orbit kutub setinggi 320 km dari Bumi, Aeolus akan mengarahkan Atmospheric Laser Doppler Instrument (ALADIN) ke atmosfer. Ini adalah laser ultraviolet berkekuatan tinggi yang aktif 50 kali per detik. Cahaya dari laser memantulkan atmosfer di berbagai level dan kembali ke satelit di mana ia dikumpulkan oleh teleskop berukuran 1,5 meter. Cahaya kembali dengan frekuensi yang sedikit berbeda, dikenal sebagai pergeseran Doppler. Dengan menganalisa perbedaan antara frekuensi awal dan yang baru, para ilmuwan dapat menentukan kecepatan angin.

Misi sebelumnya tidak ada yang mampu mengukur kecepatan angin di berbagai lapisan atmosfer dalam skala global. Data Aeolus harus menyediakan alternatif yang menarik untuk balon cuaca dan penerbangan pesawat yang hanya dapat mengumpulkan data pada area geografis terbatas. Aeolus dirancang untuk memgukur kecepatan angin dari permukaan Bumi hingga ketinggian 30 km.

Saat ini, model cuaca sebagian bergantung pada simulasi “kondisi batas” untuk kecepatan angin. Angka-angka tersebut berdasarkan pada segelintir data nyata yang tersedia, tetapi Aeolus akan menawarkan pengukuran kecepatan angin secara real-time di berbagai lapisan atmosfer.

Share
×
tekid
back to top