Amazon berambisi gunakan hidrogen untuk penggerak kendaraan

Amazon mulai berpikir untuk memanfaatkan sumber daya energi hidrogen sebagai pengganti bahan bakar fosil yang saat ini masih dominan digunakan pada berbagai jenis kendaraan. Penggunaan hidrogen dinilai jauh lebih efisien serta ramah lingkungan, walau untuk saat ini hal itu perlu penelitian lebih lanjut supaya dapat dimanfaatkan.

Merujuk sumber The Verge (29/12), Amazon kini sedang membangun tempat penelitian khusus untuk mengembangkan hal tersebut di Aurora, Colorado, Amerika Serikat. Dengan menggandeng perusahaan pengembang energi hidrogen, Amazon berencana memasang elektroliser yakni alat yang dapat memisahkan molekul air sehingga dapat memproduksi hidrogen.

Alat tersebut kabarnya mampu membuat bahan bakar hidrogen hingga 225 unit dalam sekali produksi. Walau begitu, Amazon menyebut bahwa mereka mampu membuat sekitar 400 unit bahan bakar hidrogen untuk tahap pertama.

Ini merupakan suatu percobaan pertama yang menarik dari Amazon sebab bila berhasil maka perusahaan tersebut bisa menjadi produsen pertama yang memasarkan sumber daya hidrogen secara massal. Direktur Amazon, Asad Jafry mengatakan sumber energi hidrogen ini nantinya dapat dimanfaatkan pada sejumlah lokasi strategis di seluruh dunia.

“Pada produksi kali ini kita akan memanfaatkan hidrogen sebagai bahan bakar yang bahkan jauh lebih efisien untuk beberapa lokasi atau fasilitas,” ucap Asad Jafry. “Hidrogen adalah sesuatu yang sangat penting dalam usaha kita untuk melakukan dekarbonisasi seluruh pengoperasian pada 2040,” tegasnya.

Alasan hidrogen dinilai sebagai bahan bakar yang ramah lingkungan karena limbahnya hanya berupa uap air sehingga tidak akan menyebabkan ‘efek rumah kaca’ pada bumi. Berbeda dengan sumber daya fosil yang akan menghasilkan zat karbon serta metana ke udara sehingga menyebabkan pencemaran udara sekaligus pemanasan global.

Walau dinilai hidrogen sebagai jalan keluar bagi masa depan lingkungan yang lebih baik, namun hal itu bukan tanpa kendala. Sebab untuk memecah air menjadi hidrogen, Amazon masih menggunakan elektroliser yang mana membutuhkan energi listrik.

Sementara bila menggunakan metana untuk menghasilkan hidrogen hal ini juga dinilai lebih riskan sebab sama seperti energi fosil itu akan menyumbang kadar metana di udara. Oleh karena itu, bila Amazon memang benar ingin berkomitmen untuk tujuan tersebut, maka mereka perlu bekerja keras mencari solusi terbaik supaya dampak buruk  yang dihasilkan bisa diminimalisir sedemikian rupa.

Namun apabila Amazon semisal menggunakan energi surya dan angin hal itu jelas dinilai lebih ramah lingkungan. Hanya saja kelemahannya yaitu biaya produksi akan jauh lebih mahal daripada menggunakan sumber daya energi lainnya untuk saat ini.