Jawab Melonjaknya Permintaan Live Host, TikTok Shop Luncurkan Program WaktunyaSTARt!
TikTok Shop by Tokopedia siapkan talenta digital Indonesia lewat program WaktunyaSTARt! untuk menjawab lonjakan profesi LIVE host.
Ilustrasi profesi live host. dok. TikTok Shop
Pertumbuhan pesat industri live commerce di Indonesia mendorong munculnya profesi baru yang kian diminati: Live Host.
Menjawab tren tersebut, TikTok Shop by Tokopedia meluncurkan program WaktunyaSTARt!, sebuah inisiatif untuk melatih dan menyiapkan talenta digital agar mampu bersaing di sektor live streaming yang tengah booming.
Program ini menjadi bagian dari komitmen TikTok Shop dalam memperkuat ekosistem live commerce nasional serta mendukung pertumbuhan ekonomi digital yang inklusif.
Berdasarkan riset internal TikTok Shop, profesi live host kini menjadi salah satu karier digital yang paling diminati oleh anak muda Indonesia.
- TikTok Luncurkan Fitur ‘Bulletin Board’, Kanal Siaran Satu Arah untuk Kreator dan Brand
- Rayakan Kreativitas yang Berdampak, TikTok Awards 2025 Hadirkan 84 Kreator Inspiratif
- TikTok Rising Indonesia 2025 Dorong Musisi Lokal Tumbuh Lewat Teknologi dan Komunitas
- Pemerintah Bekukan Sementara Izin Tanda Daftar PSE TikTok, Ini Alasannya
Dari survei terhadap kelompok usia 18–35 tahun, 38,1% responden menilai profesi live host menjanjikan, diikuti kreator konten (74%) dan wirausahawan (18,2%).
Tren ini selaras dengan data dari kanal rekrutmen nasional SIAPkerja-Karirhub Kemnaker, yang mencatat lebih dari 786 ribu lowongan pekerjaan dari 89.853 perusahaan sepanjang Januari–Agustus 2025.
Dari jumlah tersebut, profesi live hoset menempati posisi teratas, dengan lebih dari 10.190 lowongan pekerjaan yang tersedia di seluruh Indonesia.
Menanggapi tingginya permintaan tersebut, Senior Director of E-Commerce Tokopedia dan TikTok Shop Indonesia Stephanie Susilo menyebut program WaktunyaSTARt! dirancang sebagai wadah pelatihan dan pendampingan bagi calon live host profesional.
“Melihat potensi besar ini, kami berkomitmen membekali masyarakat dengan keterampilan agar dapat menjadi live host yang profesional dan berkualitas. Kami ingin melahirkan lebih banyak talenta digital yang kreatif, percaya diri, dan siap berkontribusi dalam pertumbuhan ekonomi digital Indonesia,” ujar Stephanie di Jakarta, Senin (20/10).
Melalui pendekatan pelatihan terstruktur, hands-on practice, serta pendampingan langsung dari praktisi industri, peserta program akan dilatih membangun kemampuan komunikasi, produksi konten, hingga memahami strategi penjualan melalui live streaming.
Komitmen TikTok Shop terhadap pengembangan ekosistem kreator digital juga diwujudkan lewat kolaborasi lintas sektor.
Melalui program Creators Lab, misalnya, lebih dari 600 mahasiswa di Politeknik Pariwisata Bandung, Palembang, Makassar, Lombok, Bali, dan Medan telah mendapat pelatihan konten digital dan affiliate marketing.
Sementara lewat program Emak-Emak Melek Teknologi (Emak-Emak Matic), ribuan perempuan dibekali keterampilan untuk menjadi affiliate content creator profesional agar dapat bersaing di industri kreatif digital.
“Melihat popularitas live shopping yang terus meningkat, kami ingin membantu jutaan pelaku UMKM, yang berkontribusi lebih dari 60% terhadap PDB nasional, agar bisa memperluas pasar melalui fitur interaktif live shopping,” jelas Stephanie.
Selain itu, program Certified live host juga dijalankan bersama berbagai universitas ternama, seperti UGM, Universitas Brawijaya, Universitas Negeri Surabaya, Binus, Universitas Ciputra Makassar, dan Universitas Pelita Harapan.
Hingga saat ini, lebih dari 350 mahasiswa telah mengikuti pelatihan, dan 156 di antaranya berhasil meraih sertifikasi resmi LIVE Host profesional.
Selain pelatihan, TikTok Shop juga menghadirkan Star Streamer 2025, program yang mempertemukan talenta berbakat dengan berbagai brand besar untuk membuka peluang kolaborasi dan karier profesional di industri digital.
Sejak pertama digelar di Jakarta pada April 2025, program ini telah diikuti lebih dari 3.000 peserta.
Program ini terbukti memberikan dampak signifikan terhadap penjual di platform TikTok Shop.
Menurut Stephanie, nilai transaksi penjual yang aktif melakukan live stremaing meningkat hingga 30 kali lipat, sementara penjual yang aktif membuat video pendek mengalami peningkatan hingga 31 kali lipat.
Salah satu contohnya adalah LY Fashion, merek fesyen muslim milik Liza Aditya, yang kini meraih 90% total penjualan melalui TikTok Shop.
Dengan enam host aktif yang melakukan siaran langsung 12 jam per hari, penjualan produk LY Fashion telah menembus lebih dari 4.000 potong sejak Maret 2025.
Dampak positif juga dirasakan oleh Paragon Corp, perusahaan di balik merek kecantikan Wardah, Kahf, Labore, dan Emina.
“TikTok LIVE menjadi kanal penting untuk menjangkau konsumen secara langsung dan autentik. Kami bahkan memiliki studio khusus untuk LIVE, memungkinkan interaksi dengan ratusan ribu konsumen setiap hari,” ujar Clarissa Angga Gunawan, Senior Group Head Business Unit Paragon Corp.









