Usai diblokir, induk TikTok akhiri kontrak kerja karyawan

Oleh: Zhafira Chlistina - Rabu, 27 Jan 2021 15:04 WIB

Setelah menerima larangan permanen untuk TikTok, ByteDance memutuskan untuk mengakhiri kontrak kerja beberapa karyawan di kantor India.

Perusahaan pengembang TikTok, ByteDance dikabarkan telah memangkas tenaga kerja di kantor India setelah pemerintah negara tersebut melarang aplikasinya secara permanen. Melalui memo internal yang dikeluarkan oleh perusahaan, sebagian besar karyawan akan diputus kontrak dan hanya peran penting saja yang akan dipertahankan.

Keputusan ini dibuat setelah pemerintah India memperpanjang blokir pada TikTok. Untuk diketahui, larangan penggunaan platform video singkat tersebut telah dilakukan sejak tahun lalu. Dan kini, pemerintah mengubah statusnya menjadi larangan permanen. Perwakilan perusahaan sebelumnya mengatakan sedang mencari jalan keluar agar dapat mematuhi hukum India. Namun, pemerintah tampaknya tidak ingin memberi kesempatan.

Seperti yang telah diberitakan sebelumnya, sebanyak lebih dari 250 aplikasi asal Tiongkok telah diblokir karena dianggap menimbulkan bahaya bagi keamanan negara.

“Sangat disayangkan bahwa setelah mendukung lebih dari 2.000 karyawan kami di India selama lebih dari setengah tahun, kami tidak punya pilihan selain mengurangi jumlah tenaga kerja kami. Kami berharap dapat menerima kesempatan untuk meluncurkan kembali TikTok dan mendukung ratusan juta pengguna, artis, pendongeng, pendidik, dan kreator di India,” kata juru bicara TikTok.

Pemutusan kontrak kerja ini juga mungkin akan bersifat permanen karena perusahaan mulai menyadari bahwa larangan tidak akan dicabut. CEO TikTok Vanessa Pappas dan Presiden Bisnis Global Blake Chandlee mengatakan bahwa harapan situasi akan membaik tidak akan pernah terjadi. Mereka menyampaikan rasa terimakasihnya kepada karyawan atas kepercayaannya selama ini.