Uranus ternyata lebih hangat dari dugaan NASA
Siapa sangka planet yang dikenal sebagai “bola es raksasa” ini ternyata menyimpan rahasia yang mengubah cara kita memandangnya?
Siapa sangka planet yang dikenal sebagai “bola es raksasa” ini ternyata menyimpan rahasia yang mengubah cara kita memandangnya? Dilansir dari New Atlas, penelitian terbaru NASA mengungkap bahwa Uranus, planet ketujuh dari Matahari, memancarkan lebih banyak panas daripada yang selama ini kita duga. Temuan ini benar-benar plot twist di dunia astronomi, karena menggugah kembali asumsi lama tentang suhu atmosfer dan energi internal Uranus.
Selama puluhan tahun, ilmuwan menganggap Uranus sebagai planet yang super dingin dengan suhu atmosfer mencapai −224°C. Tak seperti Jupiter, Saturnus, dan Neptunus yang memancarkan lebih banyak energi daripada yang mereka serap dari Matahari, Uranus tampak pasif—seolah tidak memiliki sumber panas internal sama sekali. Pandangan ini menjadi konsensus semata karena data terbatas dari misi Voyager 2 pada 1986, yang hanya mengamati Uranus dalam waktu singkat sebelum terbang menjauh ke luar tata surya.
Amy Simon, peneliti di NASA Goddard Space Flight Center, menegaskan bahwa kesimpulan lama itu terlalu bergantung pada satu set pengukuran. Voyager 2 memang memberikan gambaran pertama, tetapi sebuah planet seukuran Uranus memerlukan data berjangka puluhan tahun untuk mengungkap dinamika termalnya secara komprehensif. Karena itulah tim peneliti NASA menunda penilaian akhir sampai ada rangkaian observasi lanjutan.
Dalam beberapa dekade terakhir, para ilmuwan memanfaatkan Hubble Space Telescope dan sejumlah teleskop modern di Bumi untuk memantau Uranus secara konsisten. Mereka menganalisis jumlah cahaya yang diserap, dipantulkan, dan dipancarkan oleh atmosfer planet dari berbagai sudut. Metode ini memungkinkan pengukuran energi keluar masuk yang jauh lebih akurat dibandingkan data Voyager 2 saja.
Hasilnya sungguh mengejutkan: Uranus memancarkan sekitar 15% lebih banyak panas daripada yang diterimanya dari Matahari selama masa revolusinya yang 84 tahun. Meski angka ini masih di bawah apa yang dapat dilihat pada Neptunus, perbedaan tersebut sangat signifikan bagi pemahaman proses internal planet. Dengan adanya panas ekstra ini, Uranus kini tidak lagi dianggap hanya “es mati” tanpa aktivitas termal.