Twitter akan pasang label untuk konten manipulatif

Oleh: Lely Maulida - Rabu, 05 Feb 2020 17:06 WIB

Twitter akan mulai melarang foto, video serta media yang dinilai palsu dan dibagikan sehingga menimbulkan risiko keamanan yang serius.

(Foto: Backstage)

Twitter akan mulai melarang foto, video serta media yang dinilai palsu dan dibagikan sehingga menimbulkan risiko keamanan yang serius. Perusahaan yang bernuansa biru muda ini memang baru saja mengumumkan kebijakan baru terkait media sintetis dan manipulasi, yakni kategori mencakup video deepfake yang diedit dengan teknologi dan menipu pengguna.

Selain melarang pelanggaran tersebut, Twitter juga akan memberi label pada beberapa tweet yang dikategorikan melanggar dengan label "media yang dimanipulasi/manipulated media". Label tersebut jika diklik akan mengarahkan pengguna ke tautan di Twitter Moment, di mana pengguna akan mendapat penjelasan dari sumber terpercaya.

Pelabelan media palsu itu akan dimulai Twitter sekitar satu bulan lagi, tepatnya pada 5 Maret mendatang. Secara lebih rinci, aturan baru Twitter berlaku untuk konten yang sudah "secara signifikan menipu dan diubah atau dibuat-buat" dengan cara apa pun. Misalnya konten yang disambungkan, dipotong, atau di dubbing secara berlebihan sehingga mengubah maknanya secara substansial, atau rekaman buatan yang menggambarkan orang sungguhan.

Embed
<blockquote class="twitter-tweet"><p lang="en" dir="ltr">We know that some Tweets include manipulated photos or videos that can cause people harm. Today we’re introducing a new rule and a label that will address this and give people more context around these Tweets <a href="https://t.co/P1ThCsirZ4">pic.twitter.com/P1ThCsirZ4</a></p>&mdash; Twitter Safety (@TwitterSafety) <a href="https://twitter.com/TwitterSafety/status/1224799838895607809?ref_src=twsrc%5Etfw">February 4, 2020</a></blockquote> <script async src="https://platform.twitter.com/widgets.js" charset="utf-8"></script>

Dilansir The Verge (5/2), Twitter memang tidak melarang jenis media yang dimodifikasi, namun hanya menandainya sebagai konten palsu dan memberikan lebih banyak konteks yang akan menjelaskan kepada pengguna secara lebih luas.