Percepat penelitian ilmiah, Imperial College London pakai super komputer dengan Intel Xeon 6

Oleh: Nur Chandra Laksana - Kamis, 12 Juni 2025 21:03

Untuk mempercepat penelitian ilmiah, Imperial College London membangun super komputer baru yang menggunakan prosesor Intel Xeon 6.

Pada ajang ISC 2025 di Hamburg, Jerman, Intel secara resmi mengumumkan rencana superkomputer terbaru bernama HX2 yang akan dioperasikan oleh Imperial College London. Superkomputer ini dibangun di atas platform server Lenovo ThinkSystem SC750 V4 Neptune dan didukung oleh prosesor Intel® Xeon® 6 dengan Performance-cores (P-cores).

Sistem pendingin air yang digunakan merupakan bagian dari kolaborasi ICICLE dan akan mulai beroperasi tahun ini, memberikan peningkatan performa untuk komputasi kinerja tinggi (HPC) dan kecerdasan buatan (AI) generasi berikutnya. Superkomputer HX2 menjadi tonggak penting dalam upaya Imperial College London mempercepat riset ilmiah sekaligus memperkuat komitmen terhadap keberlanjutan.

Sistem ini merupakan penggelaran pertama di Inggris yang menggunakan server Lenovo ThinkSystem SC750 V4 Neptune dengan pendinginan cair langsung di pusat data komersial. Investasi sebesar 10 juta poundsterling untuk HX2 memastikan tersedianya platform komputasi berkualitas tinggi dan berkelanjutan bagi para peneliti, dosen, serta mahasiswa.

Intel Xeon 6 menawarkan performa unggul untuk beban kerja AI dan HPC yang membutuhkan bandwidth tinggi. Keunggulan ini memungkinkan HX2 mendukung berbagai riset lintas disiplin, mulai dari teknik, ilmu alam, kedokteran, hingga bisnis. Karin Eibschitz Segal, Wakil Presiden Intel dan Interim General Manager Data Center Group, menegaskan bahwa kolaborasi ini memperkuat komitmen Intel dalam memajukan riset ilmiah dan mendukung keberlanjutan, sekaligus menurunkan biaya operasional serta dampak lingkungan.

Sistem pendingin cair Lenovo Neptune menjadi salah satu faktor kunci keberlanjutan HX2. Teknologi ini mampu menghilangkan hingga 98% panas sistem menggunakan air hangat, mengurangi konsumsi daya hingga 40% dibandingkan sistem pendingin udara tradisional. Selain itu, panas buangan dapat didaur ulang untuk pemanasan ulang atau district heating, menciptakan model energi sirkular yang efisien.