Percepat penelitian ilmiah, Imperial College London pakai super komputer dengan Intel Xeon 6
Untuk mempercepat penelitian ilmiah, Imperial College London membangun super komputer baru yang menggunakan prosesor Intel Xeon 6.

Pada ajang ISC 2025 di Hamburg, Jerman, Intel secara resmi mengumumkan rencana superkomputer terbaru bernama HX2 yang akan dioperasikan oleh Imperial College London. Superkomputer ini dibangun di atas platform server Lenovo ThinkSystem SC750 V4 Neptune dan didukung oleh prosesor Intel® Xeon® 6 dengan Performance-cores (P-cores).
Sistem pendingin air yang digunakan merupakan bagian dari kolaborasi ICICLE dan akan mulai beroperasi tahun ini, memberikan peningkatan performa untuk komputasi kinerja tinggi (HPC) dan kecerdasan buatan (AI) generasi berikutnya. Superkomputer HX2 menjadi tonggak penting dalam upaya Imperial College London mempercepat riset ilmiah sekaligus memperkuat komitmen terhadap keberlanjutan.
Sistem ini merupakan penggelaran pertama di Inggris yang menggunakan server Lenovo ThinkSystem SC750 V4 Neptune dengan pendinginan cair langsung di pusat data komersial. Investasi sebesar 10 juta poundsterling untuk HX2 memastikan tersedianya platform komputasi berkualitas tinggi dan berkelanjutan bagi para peneliti, dosen, serta mahasiswa.
Intel Xeon 6 menawarkan performa unggul untuk beban kerja AI dan HPC yang membutuhkan bandwidth tinggi. Keunggulan ini memungkinkan HX2 mendukung berbagai riset lintas disiplin, mulai dari teknik, ilmu alam, kedokteran, hingga bisnis. Karin Eibschitz Segal, Wakil Presiden Intel dan Interim General Manager Data Center Group, menegaskan bahwa kolaborasi ini memperkuat komitmen Intel dalam memajukan riset ilmiah dan mendukung keberlanjutan, sekaligus menurunkan biaya operasional serta dampak lingkungan.
Sistem pendingin cair Lenovo Neptune menjadi salah satu faktor kunci keberlanjutan HX2. Teknologi ini mampu menghilangkan hingga 98% panas sistem menggunakan air hangat, mengurangi konsumsi daya hingga 40% dibandingkan sistem pendingin udara tradisional. Selain itu, panas buangan dapat didaur ulang untuk pemanasan ulang atau district heating, menciptakan model energi sirkular yang efisien.
Pada skala besar, teknologi ini berpotensi menghemat hingga 1 juta kilowatt-jam per tahun per data hall, sekaligus menurunkan emisi karbon dan biaya operasional secara signifikan.
Menurut Dugan Witherick, Kepala RCS Platforms di Imperial, sistem pendingin cair berbasis Lenovo ThinkSystem SC750 V4 Neptune ini memperkuat komitmen Imperial terhadap keberlanjutan, sekaligus memastikan kualitas komputasi tertinggi bagi komunitas akademik.
Kate Steele, EMEA HPC Lead di Lenovo Infrastructure Solutions Group, menambahkan bahwa proyek ini mencerminkan tren di Eropa, di mana institusi semakin menyelaraskan komputasi mutakhir dengan target keberlanjutan yang ambisius.
Superkomputer HX2 akan menjadi bagian dari layanan Research Computing Service di Imperial College London, memberikan akses kepada para peneliti dari berbagai fakultas untuk mengembangkan riset jangka panjang, memanfaatkan teknologi terbaru, serta mendukung inisiatif kesetaraan gender di bidang sains dan teknologi.
Salah satu contoh penerapannya adalah riset algoritma pengambilan keputusan di bidang kesehatan, seperti yang dilakukan oleh kelompok riset Kelly Zhang, dosen di Departemen Matematika Imperial, yang memanfaatkan dataset rekam medis ICU MIMIC.
Dengan hadirnya HX2, Imperial College London semakin memperkuat posisinya sebagai pusat riset dan inovasi kelas dunia. Superkomputer ini tidak hanya mempercepat kemajuan ilmiah, tetapi juga menjadi contoh nyata bagaimana kolaborasi antara akademisi, industri, dan teknologi dapat mempercepat transformasi menuju riset yang lebih berkelanjutan dan inklusif. Artikel ini akan terus di-update seiring perkembangan implementasi dan manfaat HX2 bagi komunitas riset di Inggris dan global.