Serangan siber meningkat di masa pandemi

Oleh: Dinda Ayu Widiastuti - Selasa, 08 Jun 2021 17:46 WIB

NTT Ltd mengungkapkan bahwa industri kesehatan, manufaktur, dan keuangan menjadi target dari serangan siber yang meningkat cukup tinggi dibandingkan tahun 2019.

Source: NTT Ltd.

NTT Ltd. telah mengumumkan 2021 Global Threat Intelligence Report (GTIR), yang mengungkap bagaimana peretas dapat memanfaatkan ketidakstabilan dunia dengan menargetkan industri yang paling penting dan rentan akibat harus bekerja jarak jauh. Industri kesehatan, manufaktur, dan keuangan mengalami peningkatan serangan tertinggi (masing-masing 200%, 300%, dan 53%), dengan tiga sektor teratas ini menambahkan total gabungan 62% dari semua serangan pada tahun 2020, yang meningkat 11% dari tahun 2019.

Ketika organisasi-organisasi berlomba untuk mengedepankan cara yang lebih virtual, akses jarak jauh melalui penggunaan portal client, serangan terhadap aplikasi khusus dan aplikasi berbasis web melonjak, terhitung 67% dari semua serangan, dan meningkat melebihi dua kali lipat dalam dua tahun terakhir ini. Layanan Kesehatan menanggung 97% serangan jenis ini yang diakibatkan dari peralihan ke telehealth dan perawatan jarak jauh.

Laporan intelijen ancaman siber menyediakan banyak wawasan dari Penasihat Keamanan Siber NTT yang telah menerapkan nilai kematangan dari program keamanan setiap industri dengan memberikan nilai yang lebih tinggi untuk rencana tindakan penanggulangannya yang lebih matang. Perlu diperhatikan bahwa industri perawatan kesehatan dan manufaktur memiliki nilai kematangan yang relatif rendah, yakni masing-masing hanya berada di 1,02 dan 1,21. Nilai ini telah mengalami penurunan dari tahun 2019 dengan masing-masing sebesar 1,12 dan 1,32, sementara di sisi lain tingkat serangan telah meningkat secara signifikan. 

Industri manufaktur telah mengalami penurunan nilai selama tiga tahun, hal ini besar kemungkinan dikarenakan terjadinya perubahan dalam lingkungan operasional dan evolusi serangan. Selain itu, industri keuangan terus menunjukkan patokan nilai yang tertinggi untuk tahun ketiga berturut-turut, yakni berada di 1,84, turun 0,02 dari tahun lalu.

"Tahun lalu kami memperkirakan adanya kenaikan serangan yang ditargetkan secara oportunistik, dan sayangnya terbukti bahwa serangan tersebut sungguh terjadi. Walaupun industri-industri ini telah melakukan yang terbaik untuk mempertahankan layanan penting selama masa sulit, namun kurang berhasilnya standar keamanan yang telah ditetapkan di saat perusahaan sangat membutuhkannya sungguh sangat mengkhawatirkan. Sementara layanan yang diberikan terus dilakukan secara online dan layanan yang diberikan pun menjadi semakin digital untuk masa new normal, organisasi wajib lebih waspada dalam mempertahankan dan menjaga  keamanan mereka yang terbaik," kata CEO NTT Divisi Security, Kazu Yozawa.