Kaspersky: phising serang setengah perusahaan perbankan Indonesia

Oleh: Litalia Putri - Selasa, 14 Jun 2022 17:09 WIB

Dengan perolehan nilai ekonomi digital tertinggi di kawasan Asia Tenggara, Indonesia masih menjadi sasaran peretas untuk melangsungkan aksinya.

pixabay

Indonesia mengalami perkembangan digitalisasi yang signifikan selama pandemi. Peralihan ke dunia berbasis jaringan internet ini terjadi di berbagai lini kehidupan, termasuk pada sektor keuangan. Lewat digitalisasi sektor keuangan, pengguna dipermudah dalam melakukan berbagai transaksi pembayaran. 

Di sisi lain, digitalisasi di sektor keuangan juga meningkatkan potensi kejahatan siber. Data dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengungkap, kemungkinan serangan siber meningkat hingga 86,70 persen seiring dengan perkembangan digitalisasi yang ada. 

Serangan siber ini paling sering menggunakan metode phising, sebuah trik yang digunakan oleh pelaku untuk mendapatkan informasi dengan cara mengelabui korban. Di Indonesia, ancaman phising masih menyasar sektor keuangan, termasuk perbankan, sistem pembayaran, dan toko online. 

Berdasarkan data Kaspersky periode Februari hingga April tahun 2022, upaya phising terkait keuangan di Indonesia mencapai 47,08 persen. Jumlah ini didapatkan dari data anonim yang dikumpulkan Kaspersky lewat sistem Anti-Phishing di komputer pengguna. 

Lebih lanjut, sektor perbankan dan sistem pembayaran di Indonesia paling banyak menghadapi upaya phising selama bulan Februari, dengan persentase masing-masing sebesar 4,38 dan 34,85 persen. Sedangkan di toko online, upaya phising paling banyak terjadi di bulan April yaitu sebesar 15,66 persen. Ancaman ini beriringan dengan laporan BI terkait peningkatan nilai transaksi pembayaran digital hingga 41,35 persen pada Februari 2022.