RedDoorz hadirkan konseling gratis atasi masalah mental karena corona

Oleh: Hieronimus Patardo - Kamis, 14 Mei 2020 15:22 WIB

Program ini menyoroti berbagai permasalahan psikologis yang muncul terkait dengan merebaknya COVID-19 dan berguna untuk memberikan dukungan terhadap kesehatan mental para karyawan

RedDoorz hari ini mengumumkan peluncuran Hope Hotline sebagai bagian dari kegiatan tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) di regional. Program ini menyoroti berbagai permasalahan psikologis yang muncul terkait dengan merebaknya COVID-19 dan berguna untuk memberikan dukungan terhadap kesehatan mental para karyawan, mitra hotel dan para staf. RedDoorz menyediakan layanan sesi konseling secara online melalui mitra RedDoorz yang menyediakan konselor dan psikolog berpengalaman.

Menurut Amit Saberwal, CEO RedDoorz, pandemi corona menyebabkan munculnya emosi negatif dan tidak stabil yang berpengaruh pada kesehatan mental. Hal ini terutama dirasakan oleh karyawan yang bekerja di industri perjalanan dan hospitality. Karena itulah layanan Hope Hotline ini diberikan untuk mengatasi masalah tersebut. 

“Melalui “Hope Hotline”, kami berdiri dalam solidaritas terhadap karyawan kami dan mitra hotel, juga ingin memainkan peran aktif untuk membantu mereka melewati keadaan ini dengan lebih mudah. Kami berharap sesi konseling yang disediakan dapat memberikan bantuan dan dapat memberikan perasaan positif dan optimisme,” kata Amit Saberwal.

Terkait dengan adanya pembatasan mobilitas, RedDoorz menjalin kerja sama dengan konselor dan psikolog bersertifikat di kawasan Asia Tenggara untuk memberikan layanan konseling secara gratis melalui online platform untuk seluruh karyawan RedDoorz dan mitra hotel. Khusus di Indonesia, RedDoorz bermitra dengan KALM, platform kesehatan mental online yang berbasis di Jakarta. Sementara di Filipina, RedDoorz bekerja sama dengan para psikolog individual untuk memberikan layanan serupa.

Lukas Limanjaya, Co-Founder KALM menyambut baik inisiatif ini. Ia juga sependapat bahwa pandemi corona dapat menyebabkan pengalaman traumatis. Hal ini tidak hanya dirasakan oleh para pasien, tetapi juga kesehatan mental semua orang secara umum.