Pengguna berbayar di Tinder capai 8,1 juta

Oleh: Dinda Ayu Widiastuti - Rabu, 07 Nov 2018 15:12 WIB

Perusahaan induk Tinder, Match Group mengklaim kenaikan laba Q3 perusahaannya berasal dari pengguna berbayar Tinder.

Source: WPLG

Baru-baru ini, perusahaan Match Group telah membukukan laba Q3 yang bernilai per-sahamnya 44 sen. Perusahaan yang memiliki beberapa layanan kencan online seperti Tinder, Hinge, Ok Cupid, dan PlentyOfFish telah melampaui perkiraan pendapatan analis sebesar USD437 juta (Rp6,4 triliun).

Dilansir dari Tech Crunch (7//11), Perusahaan ini berhasil mencapai USD444 juta (Rp6,5 triliun) dan mengalami peningkatan 29 persen dari tahun-ke-tahun. Selain itu, Match juga berharap bisa menghasilkan total pendapatan tahunan sebesar USD1,72 miliar atau setara Rp25,2 triliun.

Meski menghasilkan pendapatan yang baik, namun perusahaan ini belum berhasil memuaskan Wall Street. Pasalnya Match mengatakan mengharapkan antara USD440 hingga USD450 juta dalam pendapatan Q4. Hal ini jauh berbeda dari perkiraan analis sekitar USD454,5 juta. Sebagai akibatnya, saham Match merosot 10 persen dalam perdagangan after-hours.

Sedangkan Tinder terus membuat perusahaan Match mengalami pertumbuhan. Diklaim Tinder menyumbang sekitar separuh pengguna berbayar dan setengah dari pendapatan tahunan perusahaannya. Pada Q3 ini, jumlah total pelanggan berbayar mencapai 8,1 juta. Jumlah ini mengalami kenaikan dari 7,7 juta pada Q2 dan peningkatan 23 persen YoY.

Diketahui sebagian besar pertumbuhan tersebut berasal dari Tinder Gold, yang memungkinkan pengguna melihat siapa saja yang telah menyukainya tanpa melakukan swipe. Secara keseluruhan, basis pengguna berbayar Tinder mencapai 4,1 juta dari kuartal sebelumnya sekitar 3,8 juta. Dengan pertumbuhan ini, Match berharap aplikasi Tinder mampu menghasilkan USD800 juta (Rp11,7 triliun) dalam pendapatan tahun 2018.