Menjajal DJI Mini 4 Pro: sensor anti tabraknya bikin lega

Belum lama ini DJI telah meluncurkan drone terbarunya ke Indonesia, yaitu DJI Mini 4 Pro. Seperti biasanya, seri Mini dari DJI memiliki bodi ringan dan ringkas, dengan Mini 4 Pro menampilkan bobot di bawah 246 gram dan memiliki desain lipat yang ramah pengguna agar tidak memerlukan pelatihan atau ujian khusus untuk pengoperasian di banyak wilayah.

Dari sisi imaji, drone tersebut hadir dengan sensor kamera 48 MP berukuran 1/1,3 inci. Mini 4 Pro dapat merekam video HDR 4K/60p dan video slow motion 4K/100p. Ini menawarkan mode fotografi dan video mutakhir, termasuk D-Log M 10-bit, opsi warna HLG, dan pemotretan vertikal tanpa crop.

Drone ini juga dilengkapi dual-native ISO fusion dan aperture lebar f/1.7 untuk pencitraan berkualitas tinggi, serta menyediakan zoom hingga 2x untuk foto dan 4x zoom untuk video. Kebetulan saya telah menjajal drone ini secara langsung. Bagi saya yang jarang menerbangkan drone, DJI Mini 4 Pro cukup mudah digunakan sehingga tidak terlalu memerlukan pelatihan khusus.

Sebelum menerbangkannya, saya menyempatkan diri untuk memegang drone tersebut dengan tujuan untuk mempelajari desainnya. Benar saja, Mini 4 Pro memang terasa sangat ringan sehingga mudah untuk dibawa ke manapun tanpa repot. Motor listrik yang digunakan drone tersebut adalah tipe brushless, sehingga memberikan tenaga yang kuat sembari mempertahankan efisiensi daya baterai.

Baterai drone ini terdapat pada bagian bawah dan mudah dilepas untuk keperluan tertentu yang menuntut durasi cepat. Berbicara seputar baterai, Mini 4 Pro dapat terbang di udara hingga 34 menit yang menjanjikan penggunaan yang cukup untuk merekam video atau mendapatkan banyak foto. Tidak berhenti di situ saja, durasi penerbangan itu dapat ditingkatkan menjadi hingga 45 menit ketika menggunakan Intelligent Flight Battery Plus.