Kontroversi seputar upaya penetrasi Google ke China

Oleh: Hieronimus Patardo - Kamis, 29 Nov 2018 11:08 WIB

Proyek Dragonfly merupakan langkah Google untuk kembali melakukan penetrasi ke China. Mengapa mereka kembali?

Source: Techspot

Keputusan Google untuk membuat mesin pencari dan aplikasi berita khusus China menuai kontroversi. Proyek bernama Dragonfly tersebut ditolak lebih dari 1.400 karyawan Google dalam sebuah surat terbuka.

Proyek Dragonfly merupakan salah satu cara Google untuk bisa kembali ke China. Melalui proyek ini, Google membangun sebuah mesin pencari agar kompatibel dengan sensor ketat yang diberlakukan China.

PCMag UK (29/11) melaporkan bahwa proyek Dragonfly bukan sekadar mesin pencari dengan sensor khusus China. Ia pun dikabarkan akan memantau aktivitas penggunanya. Caranya, dengan menghubungkan nomor ponsel pengguna dengan kata kunci yang mereka masukkan dalam mesin pencari tersebut.

Secara teori, praktik tersebut akan memungkinkan pemerintah China untuk memonitor pergerakan pengguna yang kedapatan mencari kata-kata yang dilarang di China. Sesuai dengan peraturan pemerintah China, Dragonfly akan menyensor situs, seperti Wikipedia dan beberapa situs lain yang memuat informasi mengenai kebebasan berpendapat, hak asasi manusia, demokrasi, agama dan beberapa isu lain yang dianggap sensitif oleh pemerintah China.

Untuk diketahui, tahun 2010 Google menutup layanannya di China dan mengarahkan pengguna ke Google Hongkong. Hal ini terjadi lantaran Google –dan beberapa perusahaan Amerika lainnya—menerima serangan siber yang berasal dari China.