Jumlah korban aplikasi pelacak di Android meningkat 35% 

Oleh: Hieronimus Patardo - Senin, 07 Okt 2019 20:30 WIB

Kaspersky menyebut bahwa jumlah pengguna yang terkena aplikasi pelacak di ponsel meningkat sebanyak 35%. Tahun ini total ada 37.532 pengguna yang mengalami hal itu.

Source: Google

Pengguna Android tampaknya masih harus dihantui berbagai aplikasi yang dapat melacak aktivitas mereka. Pasalnya dalam sebuah survei, terlihat bahwa terjadi peningkatan jumlah pengguna yang terkena aplikasi pelacak ini sebesar 35%. 

Stalkerware, begitulah aplikasi jenis ini kerap disebut. Aplikasi stalkerware ini memungkinkan seseorang dapat mengakses pesan, foto, media sosial, lokasi dan rekaman audio atau bahkan kamera korbannya. Bahkan dalam beberapa kasus, aktivitas pelacakan ini dapat dilakukan secara real time. 

Survei yang digagas Kaspersky menyebut bahwa pada delapan bulan pertama di tahun 2019, ada sebanyak 37.532 pengguna yang menjadi target atas upaya penyusupan layanan pribadi dengan menggunakan stalkerware. Sebagai pembanding, tahun lalu, tercatat ada 27.798 pengguna yang mengalami hal tersebut. Sembilan persen dari seluruh serangan itu mengincar layanan finansial pengguna. 

Tidak seperti ancaman lainnya, stalkerware biasanya memiliki target korban yang jelas. Untuk dapat melakukan pelacakan, pelaku setidaknya harus memiliki akses ke perangkat korban untuk menginstal aplikasi stalkerware. Apalagi aplikasi jenis ini dirancang untuk berjalan di background tanpa sepengetahuan korbannya. 

Ancaman ini diperparah dengan semakin banyaknya variasi aplikasi pelacak yang beredar. Dalam delapan bulan pertama tahun lalu, Kaspersky mencatat ada 290 varian. Tahun ini, jumlahnya meningkat hingga 380 varian aplikasi stalkerware. Perubahan itu disertai dengan peningkatan jumlah software yang tidak dikenali. Tidak tanggung-tanggung, Kaspersky mencatat peningkatan sebesar 373%. Jumlahnya sendiri mencapai 518.223.