Indonesia hadapi tantangan keamanan yang semakin meningkat

Oleh: Hieronimus Patardo - Kamis, 29 Agst 2019 14:39 WIB

DigiCert memaparkan bahwa ada 58 persen lalu lintas web di Indonesia belum terenkripsi dengan baik. Untuk itu, pihaknya memandang perlunya mengadopsi keamanan digital.

Source: Patardo/ Tek.id

DigiCert, perusahaan penyedia TLS/SSL, menyerukan agar perusahaan-perusahaan dan individu mengurangi kerentanan mereka terhadap ancaman keamanan digital. Hal ini bisa dilakukan dengan mengadopsi layanan keamanan digital yang dikelola dengan baik. Pasalnya, menurut Ray Garnie, Senior Vice President DigiCert untuk Asia Pasifik, dunia sedang mengalami transformasi digital yang masif dan ada banyak tantangan dalam keamanan digital. 

Sebagaimana diungkapkan dalam riset Digital Research 2019, pengguna internet di Indonesia mencapai 150 juta pengguna. Jumlah itu lebih dari setengah dari populasi di Indonesia. Sementara hampir 80 persen pengguna mengakses internet dari smartphone dan laptop mereka. 

Berkaitan dengan itu, Badan Siber dan Sandi Negara mencatat bahwa pada tahun 2018, Indonesia mengidentifikasi lebih dari 230 juta upaya serangan di dunia maya yang menargetkan konsumen di Indonesia. Untuk itulah DigiCert memandang bahwa perusahaan di Indonesia harus mengamankan layanan mereka dengan keamanan digital. 

Tak hanya itu, masalah keamanan ini nyatanya juga mengancam perangkat IoT. laporan Symantec Security Threat Report 2019 menunjukkan bahwa router dan kamera yang saling terhubung adalah sumber utama serangan IoT selama 2018. 

“Bayangkan ada orang lain yang mengakses kamera di rumah Anda. Mereka bisa melihat kondisi rumah Anda, kemudian masuk dan mencuri atau melakukan apa pun yang mereka mau.” ujar Ray Gernie.