IFC: Fintech bisa bantu perekonomian Indonesia

Oleh: Dinda Ayu Widiastuti - Rabu, 01 Agst 2018 09:49 WIB

Fintech bisa semakin menaikkan inklusi finansial di Indonesia, karena semakin banyak masyarakat Indonesia yang telah memiliki akses ke financial system

Asosiasi FinTech Indonesia bersama IFC baru saja menggelar Forum Inklusi Finansial FinTech Indonesia, sebagai bagian dari rangkaian acara Voyage to Indonesia. Dalam kesempatan tersebut Chief Executive Officer IFC, Philippe Le Houérou mengklaim bahwa Indonesia masih mengalami hambatan dalam mendapatkan kredit untuk para usaha kecil dan menengah (UMKM). 

Pasalnya pada tahun 2017 silam, terdapat kesenjangan keuangan untuk bisnis tersebut yang diperkirakan mencapai USD166 miliar (Rp2.395 triliun) atau 19 persen dari PDB. Sedangkan terdapat 58 juta UMKM di Indonesia yang telah mempekerjakan 89 persen tenaga kerja sektor swasta dan berkontribusi hingga 60 persen dari PDB negara. 

Namun Philippe juga mengatakan bahwa industri fintech Indonesia bisa menjadi lebih baik dalam memberikan pembiayaan untuk para UMKM melalui regulasi yang tepat. Diklaim saat ini Indonesia telah mengambil beberapa langkah penting untuk meningkatkan inklusi finansial tersebut. 

"Indonesia telah mencapai kemajuan besar dalam inklusi keuangan, namun masih banyak yang harus dilakukan untuk menjembatani kesenjangan akses keuangan tersebut. Dengan kerangka kerja pengaturan dan pengawasan yang tepat, fintech dapat memberi pelanggan akses kepada layanan pembayaran, tabungan, investasi, kredit, dan asuransi,” kata Philippe. 

Di sisi lain, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sedang membangun Fintech Center, yang rencananya bakal diluncurkan pada bulan mendatang. Diklaim melalui Fintech Center ini bisa semakin mengembangkan ekosistem bagi industri fintech di Indonesia. Jadi, dalam Fintech Center tersebut akan terdapat diskusi dan kerja sama antara institusi dengan asosiasi lainnya.  

Tag