Cara kelola big data untuk percepat ekosistem digital
Beberapa perusahaan di Indonesia telah menerapkan big data guna semakin meningkatkan nilai dari produk yang dihasilkannya.
Mesin di ponsel kita kerap kali menghasilkan big data berupa Machine Generated Data (MGD). Misalnya saja, pelacak aktivitas di smartphone akan merekam suhu tubuh, total langkah yang kita ambil hari ini, detak jantung, hingga kualitas tidur kita.
Berbeda dengan MGD, People Generated Data (PGD) adalah data yang dihasilkan manusia. Saat ini, hampir semua orang aktif di media sosial. Orang-orang menghasilkan sejumlah besar data di media sosial seperti Facebook, Twitter hingga LinkedIn.
Selain MGD dan PGD, ada pula OGD atau sumber Big Data yang ketiga. OGD dapat kita lihat pada perusahaan taksi yang telah beradaptasi ke layanan online sebagai contohnya. Data yang dihasilkan organisasi sifatnya sangat terstruktur dan dapat dipercaya. Dari data transaksi penjualan hingga pola produk yang terdigitalisasi, kita akan mengetahui apakah terdapat ketidaktransparan atau penipuan.
Perusahaan-perusahaan di Indonesia kini juga telah menerapkan big data untuk semakin meningkatkan value dari produk yang dihasilkan perusahaannya. Dari big data ini mereka dapat mengenal perilaku masyarakat atau pasar yang menjadi tujuan mereka.
Vice President Data Solutions Telkomsel, Mia Melinda membenarkan peran big data sangat penting bagi Telkomsel. Apalagi kini pelanggan Telkomsel mencapai 173,5 juta pelanggan. Selain itu, kini Telkomsel juga mengembangkan sejumlah produk yang lain seperti Aplikasi Roli, Telkomsel Orbit dan lainnya.