Cara kelola big data untuk percepat ekosistem digital
Beberapa perusahaan di Indonesia telah menerapkan big data guna semakin meningkatkan nilai dari produk yang dihasilkannya.
Source: Pixabay
Mesin di ponsel kita kerap kali menghasilkan big data berupa Machine Generated Data (MGD). Misalnya saja, pelacak aktivitas di smartphone akan merekam suhu tubuh, total langkah yang kita ambil hari ini, detak jantung, hingga kualitas tidur kita.
Berbeda dengan MGD, People Generated Data (PGD) adalah data yang dihasilkan manusia. Saat ini, hampir semua orang aktif di media sosial. Orang-orang menghasilkan sejumlah besar data di media sosial seperti Facebook, Twitter hingga LinkedIn.
Selain MGD dan PGD, ada pula OGD atau sumber Big Data yang ketiga. OGD dapat kita lihat pada perusahaan taksi yang telah beradaptasi ke layanan online sebagai contohnya. Data yang dihasilkan organisasi sifatnya sangat terstruktur dan dapat dipercaya. Dari data transaksi penjualan hingga pola produk yang terdigitalisasi, kita akan mengetahui apakah terdapat ketidaktransparan atau penipuan.
Perusahaan-perusahaan di Indonesia kini juga telah menerapkan big data untuk semakin meningkatkan value dari produk yang dihasilkan perusahaannya. Dari big data ini mereka dapat mengenal perilaku masyarakat atau pasar yang menjadi tujuan mereka.
- POCO Resmi Luncurkan Tablet Pad M1 dan Pad X1, Performa Ekstrem untuk Gaming dan Produktivitas
- Meta Luncurkan Oakley Meta Vanguard, Kacamata Pintar untuk Atlet dengan Fitur AI
- TECNO SPARK 40 Pro Series resmi meluncur, harga terjangkau fitur gak main-main
- nubia After Hours Talk: Inovasi dan Masa Depan Gaming Indonesia
Vice President Data Solutions Telkomsel, Mia Melinda membenarkan peran big data sangat penting bagi Telkomsel. Apalagi kini pelanggan Telkomsel mencapai 173,5 juta pelanggan. Selain itu, kini Telkomsel juga mengembangkan sejumlah produk yang lain seperti Aplikasi Roli, Telkomsel Orbit dan lainnya.
Mia Melinda menyebut ada pengolahan yang telah dilakukan oleh timnya. “Pengolahan ini ada beberapa tahapan, mulai dari Telkomsel Data Asset, lalu ke Insight Platform, Horizontal Platform, hingga Vertical Platform.”
Mia Melinda juga menyebut digitalisasi mau tidak mau harus kita dukung bersama. “Semua pihak perlu mendukung, dan perlu cepat dilakukan dan di sinilah big data berperan,” sambung Mia Melinda.
Hal senada juga dipaparkan Country Manager Nutanix, Fetra Syahbana yang menyebut big data menjadi isu yang menarik. Fetra Syahbana mengatakan big data ini sangat penting bagi perusahaan untuk semakin cepat memberikan akses pelayanan hingga informasi kepada para pelanggannya.
Fetra menyebut di perusahaan IT Nutanix ada tiga big data yang dikenal yakni Unstructured Data, Semi-Structured Data, dan terakhir Machine Data. “Dari tiga tipe data ini trennya akan mengarah ke unstructured data yang biasanya digunakan untuk media sosial seperti Facebook, Twitter dan sebagainya,” kata Fetra.
Fetra Syahbana menyebut di Nutanix memiliki konsep 5 V. “Dari konsep ini kita mengolah data untuk keperluan perusahaan atau bisnis kepada para pelanggan kita. Sehingga Nutanix sangat mendukung digital ekosistem,” imbuhnya.








