25 aplikasi malware kembali ditemukan di Play Store, hapus saat ini juga!

Oleh: Hieronimus Patardo - Jumat, 27 Sep 2019 15:48 WIB

Aplikasi mengandung malware kembali ditemukan di Google Play Store. Kebanyakan aplikasi itu masuk kategori aplikasi edit foto dan fashion.

Source: Avira

Aplikasi mengandung malware dilaporkan kembali terdapat di Google Play Store. Kali ini Symantec setidaknya berhasil menemukan 25 aplikasi berbahaya di toko aplikasi tersebut. Hal ini pun sudah dilaporkan awal September lalu. Google kemudian langsung menghapus seluruh aplikasi itu. Kebanyakan aplikasi itu masuk dalam kategori aplikasi edit foto dan fashion.

Meski begitu, tidak menutup kemungkinan kalau aplikasi ini masih bersarang di smartphone pengguna Android. Symantec sendiri tidak menyebutkan jenis malware apa yang terdapat dalam aplikasi-aplikasi tersebut. Namun seluruh aplikasi tersebut didapati menjalankan sebuah perintah untuk mengunduh file konfigurasi secara remote melalui layanan pihak ketiga. Hal ini terjadi di background aplikasi, tanpa sepengetahuan pengguna. 

Perintah itu kemudian akan menyembunyikan ikon aplikasi yang sudah diunduh pengguna. Kemudian aplikasi itu akan membombardir smartphone pengguna dengan iklan. Symantec menyebut bahwa ke-25 aplikasi itu memiliki struktur kode serupa, yakni membuat koneksi di antara pengembang aplikasi-aplikasi tersebut. 

Dalam temuan itu, Symantec juga menyebut bahwa ada satu pengembang aplikasi yang merilis dua aplikasi identik bernama Auto Blur Photo, dengan nama dan foto yang sama persis. Salah satu aplikasi itu bebas dari indikasi adanya malware dan menduduki peringkat ke-7 dari kategori Top Trending Apps di Play Store. Sementara aplikasi kembarannya merupakan aplikasi dengan malware

Untuk diketahui, ini merupakan ketiga kalinya dalam dua bulan terakhir aplikasi mengandung malware ditemukan di Play Store. Awal bulan ini, 24 aplikasi dengan malware bernama Joker ditemukan di Play Store. Sementara pada Agustus lalu, aplikasi CamScanner juga ditemukan mengandung malware. Yang akhirnya langsung ditanggapi cepat oleh Google dan pengembang aplikasi tersebut, sebagaimana dilansir dari DigitalTrends (27/9).