Akibat denda, Android terancam tak gratis lagi

Oleh: Lely Maulida - Jumat, 20 Jul 2018 15:14 WIB

Keputusan Uni Eropa kemungkinan akan berdampak besar bagi model bisnis Android yang selama ini gratis

(Foto: Quartz)

Keputusan Uni Eropa untuk memaksa Google melepaskan aplikasi Chrome dan mesin pencariannya dari Android kemungkinan akan berdampak besar bagi model bisnis Android yang selama ini gratis. Dalam tulisan di blog resminya, CEO Google Sundar Pichai membeberkan tanggapannya atas denda sebesar USD5 miliar.

Pichai menyoroti fakta bahwa pengguna Android pada umumnya akan memasang sekitar 50 persen aplikasi secara mandiri. Alhasil pengguna dapat dengan mudah menghapus aplikasi yang sudah dipasang. Namun jika Google dilarang memaketkan aplikasi buatannya pada smartphone Android, maka hal tersebut akan mengganggu ekosistem Android.

"Jika vendor ponsel dan operator jaringan seluler tidak dapat menyertakan aplikasi kami di berbagai perangkat mereka, itu akan mengganggu keseimbangan ekosistem Android," kata Pichai dalam tulisannya.

Lebih lanjut Pichai mengisyaratkan bahwa model bisnis Android gratis bergantung pada bundling aplikasi miliknya. "Sejauh ini model bisnis Android berarti bahwa kami tidak perlu membebankan biaya kepada vendor ponsel atas teknologi kami, atau bergantung pada model distribusi yang dikontrol ketat," ujar Pichai.

"Namun kami khawatir keputusan ini akan mengganggu keseimbangan di Android dan itu mengirimkan sinyal yang mengganggu yang mendukung sistem kepemilikan melalui platform terbuka," katanya.