Mobil listrik di Indonesia bukan sekadar mimpi belaka

Oleh: Erlanmart Hieronimus Patardo - Minggu, 30 Des 2018 21:25 WIB

Mobil listrik jadi salah satu fokus roadmap industri otomotif di Indonesia. Selain ramah lingkungan, regulasi dan ekosistemnya memang tengah bersiap.

Elon Musk boleh berbangga hati. Dia berhasil menyelamatkan hidup sejumlah warga California dengan salah satu fitur yang terdapat dalam mobil listrik buatan perusahaannya. Fitur tersebut adalah Bioweapon Defense Mode. Teknologi pada fitur ini diklaim mampu membantu penggunanya untuk bernafas lebih baik di dalam mobil. Pada pertengahan Juli hingga Agustus 2018, California sedang dilanda asap tebal akibat kebakaran hutan. Kondisinya semakin parah di bulan November. Kebakaran dan asap makin meluas diterpa angin.

Itu merupakan salah satu kelebihan yang ditawarkan mobil listrik besutan Tesla. Namun apa Tesla itu sebenarnya?

Sejauh diketahui, Tesla merupakan sebuah perusahaan otomotif Amerika yang bermarkas di Palo Alto, California. Namanya diadopsi dari seorang fisikawan terkenal, Nikola Tesla. Didirikan tahun 2003 oleh duo teknisi, Martin Eberhard dan Marc Tarpenning, perusahaan ini kemudian bergabung dengan Elon Musk, J.B Straubel dan Ian Wright sebagai investor.

Tesla merupakan satu dari sekian perusahaan yang fokus untuk memproduksi mobil listrik. Produk pertamanya diberi nama Seri A yang selanjutnya berjalan di bawah kepemimpinan Elon Musk semenjak Februari 2004.

Meski seri A didapuk sebagai produk pertama Tesla, namun justru Tesla Roadster-lah yang pertama kali menggunakan baterai lithium sebagai sumber penggeraknya. Tak hanya itu, Tesla Roadster juga menjadi mobil listrik pertama yang mampu melaju sejauh 200 mil atau sekitar 320 km dalam sekali pengisian daya.